1/05/2020

Kelahiran: Titik Peristiwa Pertama

Sang Pencipta, Otoritas Tuhan, Percaya kepada Tuhan,

Bacaan Firman TuhanKelahiran: Titik Peristiwa Pertama
Tempat seseorang dilahirkan, dalam keluarga mana ia dilahirkan, jenis kelamin, penampilan, dan waktu kelahirannya, semua ini adalah rincian dari titik peristiwa pertama di dalam kehidupan seseorang.
Tidak seorang pun punya pilihan atas bagian-bagian dalam titik peristiwa ini; semuanya telah ditetapkan sejak semula jauh sebelumnya oleh Sang Pencipta. Hal-hal tersebut dengan cara apa pun tidak dipengaruhi oleh lingkungan luar, dan campur tangan manusia tidak dapat mengubah fakta-fakta yang telah ditentukan Sang Pencipta sejak semula. Ketika seseorang dilahirkan, ini artinya bahwa Sang Pencipta telah memenuhi langkah pertama dari nasib yang telah Ia atur atas orang tersebut. Karena Ia telah menentukan sejak semula semua rincian tersebut dari jauh sebelumnya, tidak ada yang memiliki kuasa untuk mengubah satu pun dari hal-hal tersebut. Terlepas dari bagaimana nasib seseorang di kemudian hari, hal-hal terkait kelahirannya telah ditetapkan sejak semula, dan tidak akan bisa diubah; hal-hal ini tidak dipengaruhi oleh nasib seseorang dalam hidup ini dengan cara apa pun, dan mereka juga tidak akan memengaruhi kedaulatan Sang Pencipta terhadapnya.

1. Hidup Baru Terlahir dari Rencana Sang Pencipta

Rincian manakah dari titik peristiwa pertama—tempat kelahiran, keluarga, jenis kelamin, ciri-ciri fisik, waktu kelahiran—yang bisa dipilih oleh seseorang? Sudah jelas bahwa kelahiran seseorang adalah peristiwa pasif: Seseorang dilahirkan begitu saja tanpa pilihan, di tempat tertentu, pada waktu tertentu, ke dalam keluarga tertentu, dengan ciri fisik tertentu; seseorang tidak punya pilihan untuk menjadi anggota dari keluarga tertentu, mewarisi silsilah keturunan tertentu. Seseorang tidak punya pilihan pada titik peristiwa pertama kehidupan ini. Ia lahir ke dalam lingkungan yang sudah diatur berdasarkan rencana Sang Pencipta, ke dalam keluarga tertentu, dengan jenis kelamin dan penampilan tertentu, dan pada waktu tertentu yang terkait erat dengan perjalanan kehidupannya. Apakah yang dapat dilakukan seseorang pada titik peristiwa kritis ini? Pada dasarnya, seseorang tidak punya pilihan akan satu pun dari beberapa rincian mengenai kelahirannya. Jika bukan karena pilihan Tuhan sejak semula dan bimbingan Sang Pencipta, satu kehidupan yang baru lahir ke dunia ini tidak akan tahu ke mana harus berjalan atau di mana harus menetap, ia tidak akan memiliki relasi, tidak punya tempat bernaung, tidak punya rumah yang sebenarnya. Tetapi karena pengaturan yang cermat dari Sang Pencipta, ia pun bisa memulai perjalanan kehidupannya dengan tempat tinggal, orang tua, tempat yang menjadi miliknya, serta kerabat. Sepanjang proses ini, lahirnya kehidupan baru tersebut ditentukan oleh rencana Sang Pencipta, dan segala sesuatu yang akan menjadi kepunyaannya kelak akan diberikan kepadanya oleh Sang Pencipta. Dari tubuh yang mengapung bebas tanpa punya apa-apa, secara bertahap ia menjadi daging dan darah, menjadi manusia yang bisa dilihat dan diraba, salah satu ciptaan Tuhan yang berpikir, bernapas, dan merasakan hangat juga dingin, yang ikut serta dalam semua aktivitas yang biasanya dilakukan makhluk ciptaan dalam dunia material, dan yang akan melalui segala hal yang harus dialami seorang manusia ciptaan dalam hidup ini. Penentuan sejak semula atas kelahiran seseorang oleh Sang Pencipta berarti bahwa Ia akan memberikan kepada orang tersebut segala hal yang dibutuhkan demi kelangsungan hidup; dan bahwa kelahiran seseorang berarti bahwa ia akan menerima segala hal yang dibutuhkan demi kelangsungan hidup dari Sang pencipta, sehingga sejak itu ia akan hidup dalam wujud yang lain, dibekali oleh Sang Pencipta dan tunduk pada kedaulatan Sang Pencipta.

2. Mengapa Orang-orang yang Berbeda Dilahirkan dalam Keadaan yang Berbeda-beda

Orang sering membayangkan bahwa jika mereka dilahirkan kembali, mereka akan lahir di dalam keluarga terpandang; jika mereka terlahir sebagai perempuan, penampilan mereka akan seperti Putri Salju dan dicintai semua orang, dan jika mereka terlahir sebagai laki-laki, mereka akan menjadi Pangeran Tampan, tidak berkekurangan, dengan seisi dunia yang siap mematuhi perintah dan panggilan mereka. Bayangan seperti ini biasanya hadir di benak orang-orang yang memiliki banyak ilusi tentang kelahiran mereka dan biasanya merasa sangat tidak puas dengan kelahiran mereka, membenci keluarga mereka, penampilan, jenis kelamin, dan bahkan waktu kelahiran mereka. Namun orang-orang tidak pernah mengerti alasan mengapa mereka dilahirkan ke dalam keluarga tertentu atau mengapa mereka memiliki penampilan tertentu. Mereka tidak tahu bahwa terlepas dari tempat kelahiran atau penampilan mereka, mereka akan memainkan berbagai peranan dan memenuhi misi-misi berbeda dalam pengelolaan Sang Pencipta—tujuan ini tidak akan pernah berubah. Di mata Sang Pencipta, tempat kelahiran, jenis kelamin, dan tampilan fisik seseorang, semuanya adalah hal yang fana. Semuanya hanyalah serangkaian catatan sepele, simbol kecil dalam setiap fase pengelolaan-Nya terhadap manusia. Dan tempat tujuan dan akhir sebenarnya dari seseorang tidak ditentukan oleh kelahirannya dalam fase tertentu mana pun, melainkan oleh misi yang ia penuhi dalam setiap kehidupan, oleh penghakiman Sang Pencipta terhadap mereka ketika rencana pengelolaan-Nya telah rampung.
Dikatakan bahwa ada sebab dari setiap akibat, bahwa tidak ada akibat tanpa sebab. Dengan demikian, kelahiran seseorang pasti terkait dengan kehidupannya yang sekarang dan kehidupannya sebelumnya. Jika kematian seseorang mengakhiri masa hidupnya sekarang, maka kelahirannya adalah permulaan sebuah siklus yang baru; jika siklus yang lama mewakili kehidupan seseorang sebelumnya, maka siklus yang baru jelas mewakili kehidupannya saat ini. Karena kelahiran seseorang terhubung dengan kehidupannya di masa lalu dan kehidupannya yang sekarang, lokasi, keluarga, jenis kelamin, penampilan, dan faktor-faktor sejenis lainnya, yang terkait dengan kelahiran seseorang, sudah pasti terkait dengan kehidupan-kehidupan tersebut. Ini berarti bahwa faktor-faktor kelahiran seseorang tidak hanya dipengaruhi oleh kehidupan seseorang yang sebelumnya, tetapi juga ditentukan oleh nasib seseorang dalam hidupnya yang sekarang. Ini menjelaskan berbagai keadaan yang berbeda ketika seseorang dilahirkan: sebagian dilahirkan ke dalam keluarga miskin, sebagian lagi lahir dalam keluarga kaya. Sebagian merupakan orang biasa, sebagian lagi dari keturunan terpandang. Sebagian lahir di selatan, sebagian lain di utara. Ada yang lahir di padang pasir, ada yang lahir di tanah hijau. Sebagian dilahirkan di tengah kegembiraan, tawa, dan perayaan, sebagian lagi lahir di tengah air mata, malapetaka, dan dukacita. Ada yang dilahirkan untuk dijaga dan dirawat dengan baik, ada yang lahir untuk disia-siakan seperti gulma. Sebagian lahir dengan bentuk wajah menarik, sebagian lagi tidak. Ada yang elok dipandang, ada yang jelek. Ada yang lahir pada tengah malam, ada yang lahir di bawah teriknya matahari tengah hari.… Kelahiran semua orang ditentukan oleh nasib yang disediakan Sang Pencipta bagi mereka; kelahiran mereka menentukan nasib mereka pada kehidupan yang sekarang serta peran yang akan mereka jalani dan misi yang akan mereka penuhi. Semuanya berada di bawah kedaulatan Sang Pencipta, ditetapkan sejak semula oleh-Nya; tidak ada orang yang bisa melarikan diri dari nasib mereka yang sudah ditetapkan sejak semula, tidak ada yang bisa mengubah keadaan kelahiran mereka, dan tidak ada yang bisa memilih nasib mereka sendiri.


Sumber Artikel dari "Belajar Alkitab"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri yang Diunggulkan