11/24/2019

Peperangan Rohani: Apa yang Aku Dapatkan Setelah Mengalami Pencobaan Iblis Secara Pribadi

tuhan datang, Pekerjaan Akhir Zaman, iman kepada Tuhan,

Oleh Saudari Xinzhi, Australia
Pada bulan Desember 2017, ketika aku kembali ke Afrika Selatan untuk menyelesaikan berbagai urusan, aku bertemu seorang saudari dalam Tuhan. Dia bersaksi kepadaku bahwa Tuhan Yesus telah datang kembali sebagai Tuhan Yang Mahakuasa yang berinkarnasi. Saudari tersebut bersekutu secara detail kepadaku mengenai tujuan dari rencana enam ribu tahun pengelolaan Tuhan, tiga tahap pekerjaan Tuhan, nama Tuhan, dan aspek-aspek lainnya dari kebenaran dan misteri. Ketika aku mendengarkan persekutuannya, aku merasa terkejut sekaligus bersemangat. Aku tidak pernah mendengar kebenaran-kebenaran ini. Hanya Tuhan sendiri yang mampu mengungkapkan misteri-misteri ini, jadi aku percaya bahwa Tuhan Yang Mahakuasa adalah Tuhan Yesus yang telah datang kembali. Jadi, melalui suatu periode singkat pencarian dan penelitian, aku dengan gembira menerima pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman dan menikmati penyiraman dan perbekalan firman Tuhan. Aku merasa sangat aman, dan tahu bahwa aku memiliki sesuatu yang dapat diandalkan. Sayangnya, aku kaget saat menemukan bahwa peperangan rohani terjadi paling hebat saat Tuhan ingin menyelamatkan seseorang sedangkan Iblis ingin mencari cara untuk menelan manusia. Tidak lama setelah aku mulai percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa, pencobaan Iblis datang satu demi satu.

Kantuk yang Tak Terkendali dan Terus-Menerus

Setelah menerima pekerjaan Tuhan pada akhir zaman,, aku mulai pergi ke pertemuan secara aktif. Aku tidak tahu apa yang sedang terjadi, tetapi tepat pada saat aku mendengar firman Tuhan, aku jadi mengantuk. Ini terjadi bahkan apabila aku sudah tidur sebelum pertemuan dan saudara-saudariku mengingatkanku mengenai ini, aku tetap akan tertidur. Di setiap pertemuan, pikiranku menjadi tumpul, aku terus-menerus tertidur, dan aku tidak bisa mendengarkan apa pun; rasanya sangat amat tidak nyaman. Aku merasa sangat kebingungan: aku tidak mengantuk saat melakukan hal lain, tetapi mengapa aku mengantuk di setiap pertemuan? Setelah itu, setiap menghadiri pertemuan, aku selalu menanti saat pertemuan itu berakhir, dan aku bahkan tidak mau pergi ke pertemuan. Ketika seorang saudari melihat bahwa aku selalu tertidur di pertemuan, dia bersekutu bahwa ini adalah peperangan rohani dan membacakan sebuah kutipan dari firman Tuhan kepadaku, “Tuhan bekerja, Tuhan peduli kepada seseorang, memperhatikan seseorang, dan Iblis membuntuti setiap langkah-Nya. Siapa pun yang disukai Tuhan, Iblis juga memperhatikan, mengikuti di belakang. Jika Tuhan menginginkan orang ini, Iblis akan melakukan segala daya untuk menghalangi Tuhan, menggunakan berbagai cara jahat untuk menggoda, mengganggu, dan menggagalkan pekerjaan yang Tuhan lakukan untuk mencapai tujuan tersembunyinya. Apa tujuan Iblis? Iblis tidak ingin Tuhan memiliki siapa pun; Iblis menginginkan semua yang diinginkan Tuhan, merasuki mereka, mengendalikan mereka, menguasai mereka sehingga mereka menyembahnya….” (“Tuhan itu Sendiri, Tuhan yang Unik IV” dalam “Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia”).
Dia lalu berkata: “Meskipun Tuhan Yesus sudah menebus kita manusia dan mengampuni dosa kita, natur dasar kita yang berdosa tetap berakar dalam. Kita semua secara natur congkak dan sombong, egois dan keji, bengkok dan curang. Dan kita sering kali berbuat dosa dan menentang Tuhan. Manusia yang rusak seperti kita tidak pantas melihat wajah Tuhan dan masuk ke dalam kerajaan surga. Pada akhir zaman, Tuhan kembali menjadi manusia untuk mengungkapkan kebenaran dan melakukan pekerjaan penghakiman atas dasar pekerjaan penebusan Tuhan Yesus untuk mengubah dan menyucikan watak rusak kita yang serupa Iblis, sehingga kita akan diselamatkan sepenuhnya dari cengkeraman Iblis, benar-benar lepas dari jeratan dosa, dan mendapatkan keselamatan dan penyempurnaan Tuhan. Namun, Iblis tidak ingin melihat kita mengikuti Tuhan untuk meraih keselamatan-Nya, jadi dia membuntuti Tuhan dan mencari-cari cara untuk mengganggu kita. Misalnya, dia menyebabkan engkau merasa mengantuk pada saat engkau membaca firman Tuhan di pertemuan tetapi merasa sangat bersemangat saat engkau melakukan hal lain. Ini jelas karena gangguan Iblis. Tujuannya adalah menghindarkan kita agar kita tidak mendengarkan firman Tuhan dengan saksama, memahami kebenaran, dan mengetahui maksud-maksud Tuhan, sehingga seberapa lama pun kita pergi ke pertemuan, kita tidak bisa memperoleh kebenaran, dan jadi membenci pertemuan, bahkan sampai ke titik mengkhianati dan meninggalkan Tuhan, kembali ke wilayah kekuasaan Iblis. Dengan demikian, tipu daya Iblis akan berhasil. Saudari, kita harus menyadari niat jahat dan rencana licik Iblis, berdoa dan mengandalkan Tuhan lebih sering lagi, dan bertekad untuk bekerja sama dengan Tuhan. Hanya dengan cara ini kita bisa mengatasi gangguan dan serangan Iblis!”
Setelah mendengar persekutuan dari saudari tersebut, aku merasa takut dan marah. Aku tiba-tiba menyadari: “Iblis memang mengerikan! Tidak heran aku merasa sangat mengantuk! Ternyata Iblis menggangguku. Memikirkan bagaimana selama ini, aku tertidur di setiap pertemuan, dan pikiranku kacau sesudah saudara-saudariku membangunkanku. Aku bahkan tidak mau lagi pergi ke pertemuan. Ini semua karena tipu daya Iblis! Di pertemuan berikutnya, aku akan mengkhianati daging dan melawan Iblis sehingga aku bisa menjadi kesaksian dalam peperangan rohani.” Kemudian, bersama saudari tersebut, aku menyerukan kepada Iblis bahwa sehebat apa pun dia menggangguku, aku akan tetap menghadiri pertemuan dan menyembah Tuhan, dan tidak akan jatuh ke dalam tipu dayanya lagi. Setelah itu, setiap kali aku merasa mengantuk di pertemuan, aku berseru melawan Iblis dan berdoa kepada Tuhan, memohon kepada-Nya untuk menjaga hatiku. Setelah satu minggu, di pertemuan berikutnya, aku tidak merasa mengantuk, dan aku bisa bersekutu dengan normal dalam firman Tuhan bersama saudara dan saudariku.
Pengalaman ini memampukan aku untuk melihat bahwa Iblis telah menggunakan metode keji ini untuk menggangguku dan membuatku meninggalkan jalan kebenaran. Itu sungguh sangat jahat dan keji. Pada saat yang sama, aku menyadari bahwa jika tidak datang ke hadapan Tuhan untuk menerima penyelamatan-Nya, kita hanya bisa hidup di bawah pengaruh Iblis dan disakiti dan dikendalikan olehnya. Kemudian aku menetapkan hatiku: Sehebat apa pun Iblis menggangguku, aku tidak akan pernah takluk padanya! Dan aku akan menyebarkan injil Tuhan pada akhir zaman kepada lebih banyak orang yang hidup dalam pengaruh Iblis, sehingga mereka akan menerima keselamatan Tuhan dan terbebas dari derita Iblis.

Gawat Darurat: Menghadapi Kelumpuhan

Suatu hari, aku memberi kesaksian tentang pekerjaan Tuhan pada akhir zaman kepada seorang teman, dan dia bersedia untuk menelitinya, jadi aku merencanakan persekutuan berikutnya dengan dia setelah beberapa hari kemudian. Tak disangka-sangka, dua hari kemudian, kepalaku tiba-tiba terasa berat dan telinga kananku bengkak luar dalam, sampai-sampai aku tidak berani menyentuhnya. Pada saat itu aku pikir itu akibat dari demam, dan tidak terlalu memikirkannya.
Seminggu kemudian, saat aku membasuh muka, aku menemukan bahwa bagian kanan wajahku kebas, aku tidak bisa menutup mata kanan, alisku tidak bisa bergerak, dan mulutku mencong. Melihat diriku di cermin, aku pikir ini terlihat persis seperti penyakit Alzheimer, dan rasa takut luar biasa langsung merambat ke dalam hatiku. “Pendengaranku masih belum kembali, wajahku mencong, dan aku tidak pernah menderita penyakit ini sebelumnya. Bagaimana ini bisa tiba-tiba terjadi?” Aku merasa begitu ketakutan sehingga buru-buru ke rumah sakit. Dokter mengatakan bahwa penyakitku serius, dan tidak yakin apakah ini bisa diobati. Pada saat itu, aku merasa sangat takut, “Bagaimana bisa aku tiba-tiba menderita penyakit serius seperti ini? Apa yang akan aku lakukan jika aku tidak bisa sembuh?” Aku berdoa kepada Tuhan tanpa henti, “Tuhan, aku sangat takut, tolong bantulah aku, dampingilah aku .…” Setelah berdoa, aku memikirkan satu kutipan firman Tuhan, “Tuhan yang Mahakuasa, Kepala segala sesuatu, menjalankan kuasa kerajaan-Nya dari takhta-Nya. Dia memerintah atas alam semesta dan segala sesuatu dan Dia menuntun kita di seluruh muka bumi. Kita harus kerap kali mendekat kepada-Nya dan menghampiri Dia dalam kesunyian. Jangan pernah kita ingin kehilangan saat seperti ini sejenak pun, dan selalu ada hal-hal untuk dipelajari setiap waktu. Lingkungan di sekitar kita, demikian juga orang-orang, perkara-perkara, dan berbagai hal, semuanya diizinkan oleh takhta-Nya. Jangan mempunyai hati yang bersungut-sungut, atau Tuhan tidak akan mencurahkan kasih karunia-Nya kepadamu. Ketika terjadi sakit, hal itu dikarenakan kasih Tuhan dan pasti ada maksud-maksud baik-Nya dibalik semua itu. Bahkan ketika tubuhmu mengalami penderitaan, jangan dengarkan gagasan si Iblis. Pujilah Tuhan di tengah keadaan sakit dan nikmati Tuhan di tengah puji-pujianmu. Jangan tawar hati di hadapan sakit penyakit, tetaplah mencari dan jangan pernah menyerah, dan Tuhan akan menyinarkan cahaya-Nya atasmu. Seberapa setiakah Ayub? Tuhan Yang Mahakuasa adalah dokter yang maha mampu! Berdiam dalam penyakit adalah sakit, namun berdiam di dalam roh adalah sehat. Seandainya engkau tinggal mempunyai satu tarikan nafas terakhir, Tuhan takkan pernah membiarkanmu mati” (“dari “Bab 6, Perkataan Kristus pada Awal Mulanya” dalam “Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia”). Firman Tuhan yang penuh otoritas memberiku kepercayaan diri dan kekuatan. Memang, Tuhan itu mahakuasa dan segala hal dan peristiwa ada dalam kendali-Nya. Hidup dan matiku ada di tangan Tuhan, begitu juga dengan apakah wajahku akan sembuh atau tidak. Meskipun aku tidak mengerti mengapa penyakit ini tiba-tiba menyerangku, aku percaya bahwa kedatangannya mengandung maksud baik Tuhan. Aku tahu bahwa aku tidak boleh salah paham terhadap Tuhan, dan bahwa aku harus memiliki iman kepada Tuhan. Aku ingat iman Ayub kepada Tuhan ketika dia kehilangan segala yang dimilikinya dan tubuhnya dipenuhi bisul yang menyakitkan. Pada akhirnya, dia menjadi kesaksian bagi Tuhan. Jadi, aku memutuskan untuk mencoba mengikuti Ayub. Akhirnya, hatiku yang tegang diringankan.
Sesudahnya, aku membaca firman Tuhan: “Mereka yang sungguh-sungguh mengikut Tuhan mampu bertahan ketika pekerjaan mereka diuji, sedangkan mereka yang tidak sungguh-sungguh mengikut Tuhan tidak akan sanggup bertahan dalam ujian apa pun dari Tuhan. Cepat atau lambat, mereka akan dibuang, sedangkan para pemenang akan tinggal tetap di dalam kerajaan. Apakah manusia sungguh-sungguh mencari Tuhan atau tidak, itu ditentukan oleh ujian terhadap pekerjaannya, yaitu oleh ujian dari Tuhan, dan ini tidak ada kaitannya dengan keputusan manusia itu sendiri. Tuhan tidak menolak siapa pun begitu saja; segala yang Dia lakukan adalah untuk meyakinkan manusia sepenuhnya. Dia tidak melakukan apa pun yang tidak bisa dilihat oleh manusia, atau pekerjaan apa pun yang tidak dapat meyakinkan manusia. Apakah keyakinan manusia itu benar atau salah bukan dibuktikan oleh fakta, dan tidak bisa ditentukan oleh manusia. Memang benar bahwa ‘gandum tidak bisa diubah menjadi lalang dan lalang tidak bisa diubah menjadi gandum’. Semua orang yang sungguh-sungguh mengasihi Tuhan pada akhirnya akan tetap tinggal di dalam kerajaan, dan Tuhan tidak akan salah memperlakukan siapa pun yang sungguh-sungguh mengasihi Dia” (“Pekerjaan Tuhan dan Penerapan Manusia” dalam “Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia”). Syukur kepada Tuhan. Membaca firman Tuhan membuatku mengerti bahwa Tuhan tidak memperkenankan semua yang percaya kepada-Nya, dan bahwa Tuhan hanya menyelamatkan mereka yang sungguh-sungguh mengikuti Dia, mereka yang tidak pernah meninggalkan Tuhan apa pun kesakitan atau penderitaan yang menimpa mereka, dan mereka yang mampu menjadi kesaksian selama dalam ujian.Orang-orang percaya yang palsu dan mereka yang berpegang pada keinginan mereka untuk diberkati dengan percaya kepada Tuhan akan diungkapkan dan disingkirkan selama dalam ujian. Merenungkan firman Tuhan ini, aku mengingat Ayub, yang kehilangan harta benda dan anak-anaknya selama dalam ujian, dan bahkan ia memuji nama kudus Tuhan Yahweh dengan hati yang menghormati dan menaati Tuhan saat bisul yang perih memenuhi sekujur tubuhnya. Ia berkata: “Yahweh yang memberi, Yahweh juga yang mengambil; terpujilah nama Yahweh” (Ayub 1:21); “Apakah kita mau menerima yang baik dari tangan Tuhan dan tidak mau menerima yang jahat?” (Ayub 2:10). Ayub memberikan sebuah kesaksian yang indah dan menggema mengenai Tuhan, membuat Iblis mundur dalam kehinaan dan tidak berani menuduhnya lagi. Juga, ada Abraham, yang tidak mengeluh, menentang, ataupun membantah Tuhan ketika Tuhan memintanya mempersembahkan putra satu-satunya Ishak sebagai korban pembakaran. Meskipun hatinya pedih dalam kesakitan, Abraham menuruti tanpa syarat, memberikan kesaksian iman dan menerima janji besar dari Tuhan.
Meskipun orang-orang kudus ini menderita dalam ujian, mereka mengatasi ujiannya, menjadi kesaksian bagi Tuhan dengan iman yang sejati, dan menerima pujian dan berkat Tuhan. Pada saat itu, aku memahami bahwa penyakit ini adalah bagian dari peperangan rohani, yang di baliknya ada pencobaan Iblis untukku dan juga ujian Tuhan untukku. Jika aku menyalahkan dan mengkhianati Tuhan karena penyakitku, aku akan diungkapkan sebagai orang percaya yang tidak bersungguh-sungguh. Jika aku bisa memiliki iman kepada Tuhan, tidak meragukan atau menyangkal Tuhan karena penyakitku, dan terus mengikuti Tuhan, menjadi kesaksian bagi Tuhan, maka kepercayaanku kepada Tuhan menjadi sungguh-sungguh dan Iblis akan dipermalukan. Aku menyadari bahwa semenjak aku mulai percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa, Iblis tidak membiarkan aku dan telah menggunakan berbagai cara untuk menggangguku, pertama-tama membuatku menjadi mengantuk dalam pertemuan, kemudian membuatku menjadi pusing dan telingaku menjadi bengkak, dan sekarang berisiko lumpuh pada wajahku, setiap kali lebih serius daripada sebelumnya, yang berarti Iblis telah menuduhku. Dia tidak puas menerima bahwa aku akan diselamatkan oleh Tuhan. Dia ingin tetap mengendalikanku, merusakku, dan mempermainkanku. Namun sekarang, berkat petunjuk firman Tuhan, aku memiliki pandangan dan pemahaman baru terhadap niat jahat Iblis. Aku tidak bisa jatuh ke dalam tipu dayanya lagi. Aku harus dengan sungguh-sungguh memberikan hatiku kepada Tuhan dan teguh berdiri dan bersaksi untuk Tuhan. Setelah menyadari ini, pikiran mengenai penyakitku tidak lagi mengendalikanku.Aku merasakan kelegaan besar dalam hatiku. Kemudian aku memercayakan penyakitku kepada Tuhan dan memutuskan bahwa entah aku akan disembuhkan atau tidak, aku tidak akan pernah mengeluh terhadap Tuhan atau menyangkal Tuhan, dan akan mengikuti Tuhan sampai akhir.
tuhan datang, Pekerjaan Akhir Zaman, iman kepada Tuhan,
Syukur kepada Tuhan, begitu aku bersedia bersaksi untuk Tuhan, aku melihat pekerjaan mukjizat Tuhan. Seminggu kemudian, temanku seorang dokter mengetahui keadaanku dan menyarankan akupunktur. Aku pikir usulan temanku mungkin saja berasal dari Tuhan, dan aku berjanji akan mencobanya. Tak disangka, setelah menjalani pengobatan akupunktur selama sekitar tiga minggu, wajahku perlahan sembuh. Aku kemudian menghentikan akupunktur. Aku terus berdoa kepada Tuhan, dan bersedia untuk mengalami pekerjaan Tuhan melalui imanku. Dan syukur kepada Tuhan, kurang dari satu bulan, wajahku telah sembuh total. Temanku sangat kaget, mengatakan bahwa melihat kondisiku, seharusnya aku tidak sembuh secepat itu. Aku tahu bahwa Tuhan-lah yang membantuku dan membuka jalan bagiku, dan imanku kepada Tuhan semakin bertambah.

Berdiri Tegak dalam Kesaksian Saat Pencobaan Iblis Datang Kembali

Kemudian, karena alasan pekerjaan, aku pergi ke Australia. Setelah aku menghubungi saudara dan saudari dalam gereja, mereka datang ke rumahku untuk membantuku mengunduh perangkat lunak yang dibutuhkan untuk pertemuan dan untuk firman Tuhan Yang Mahakuasa. Namun, baru saja aku menyelesaikan unduhan, kepalaku tanpa sebab yang jelas mulai terasa sakit, dan aku mulai berkeringat. Aku berlari ke sofa untuk berbaring. Sekujur tubuhku terasa lemas, aku tidak memiliki kekuatan sama sekali. Kepalaku terasa seolah-olah ada sesuatu yang tumbuh dengan menyakitkan di dalamnya, dan rasanya sakit saat aku memegangnya. Ketika salah satu saudara melihat aku dalam kondisi ini, dia langsung memberitahukan kepadaku bahwa ini adalah pertempuran dalam dunia roh, dan bahwa aku harus berdoa kepada Tuhan lebih keras lagi dan mempertahankan imanku untuk teguh berdiri dan bersaksi untuk Tuhan, tidak jatuh ke dalam rencana licik Iblis. Syukur atas pengingat dari saudaraku, aku menyadari bahwa peperangan rohani lain datang kepadaku dan bahwa Iblis sedang mencoba menggangguku untuk menghilangkan imanku kepada Tuhan dan meninggalkan Tuhan, jadi aku segera mendekat kepada Tuhan dalam hatiku, dan meminta saudara untuk memperdengarkan pembacaan firman Tuhan untukku. Melalui doa terus-menerus dan mendengarkan firman Tuhan, rasa sakitku terasa lebih ringan. Namun, malam itu, sakit kepalaku menjadi semakin parah, rasanya seolah-olah kepalaku terbelah, dan diikuti oleh pusing yang teramat sangat yang membuatku muntah. Aku berada dalam kesakitan luar biasa sehingga aku menangis, dan aku berpikir, “Aku merasa sangat pusing, apakah aku bisa bertahan sampai besok?” Semakin aku memikirkannya, semakin aku merasa ketakutan dan sengsara. Aku benar-benar takut aku akan jatuh pingsan dan tidak akan pernah bangun lagi, tetapi aku tahu bahwa pemikiran ini adalah gangguan Iblis, dan aku tidak bisa terus membiarkan diri aku salah paham dan meragukan Tuhan sebagaimana sebelumnya. Aku berdoa kepada Tuhan, “Tuhan, aku tidak tahu mengapa Iblis tidak membiarkan aku sendiri, dan aku tidak tahu berapa lama penyakit ini akan berlangsung. Tetapi Tuhan, aku tidak menyesal percaya kepada-Mu dalam hidup ini. Tak peduli seberapa menderitanya aku, aku tidak akan pernah menyalahkan-Mu, aku akan percaya kepada-Mu dan menyembah-Mu, sebab aku yakin bahwa Engkau adalah Tuhan yang sejati.” Kemudian aku berdoa kepada Tuhan terus-menerus dalam hatiku. Tiba-tiba, aku ingat satu kutipan firman Tuhan: “Iman adalah seperti jembatan satu kayu gelondong kayu, mereka yang hidup secara tercela akan mengalami kesulitan menyeberanginya, namun mereka yang siap untuk berkorban dapat menyeberanginya tanpa perlu merasa khawatir” (“dari “Bab 6, Perkataan Kristus pada Awal Mulanya” dalam “Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia”). Firman Tuhan bagaikan obat penenang yang menenangkan hatiku yang sakit dan gelisah, dan juga menunjukkan jalan penerapan. Hanya dengan menjadi siap untuk mengorbankan diri sendirilah aku bisa meyakinkan Iblis. Aku kemudian menyadari bahwa aku selalu menyayangi dagingku, terutama hidupku, meletakkan hidupku di atas segalanya. Iblis mengetahui kelemahanku, yang karenanya dia menggunakan penderitaan fisik untuk menggangguku dalam usaha membuatku mengeluh kepada Tuhan dan mengkhianati-Nya. Namun, setelah mengalami begitu banyak pencobaan Iblis, sekarang aku mengerti bahwa semua itu merupakan tipu dayanya untuk mencegahku pergi ke hadapan Tuhan, sekaligus merupakan ujian Tuhan untukku, dan karenanya aku bersumpah di hadapan Tuhan bahwa tak peduli bagaimanapun Iblis menggangguku dan bagaimanapun dagingku menderita kesakitan, aku bertekad untuk dengan teguh mengikuti Tuhan sampai akhir. Syukur kepada Tuhan, ketika aku bersedia mempertaruhkan apa pun untuk menjadi kesaksian bagi Tuhan, kepalaku berhenti sakit, dan sampai hari ini, kesehatanku sangat baik.
Aku telah mengalami berkali-kali peperangan rohani dan gangguan dan pencobaan Iblis, dan meskipun tubuhku banyak menderita, aku merasa ini berharga dan berarti. Dengan mengalami pencobaan Iblis, aku telah melihat dengan jelas sifat-sifat Iblis yang jahat, keji, dan buruk, dan kebenaran mengenai kekejaman dan siksaannya kepada manusia. Iblis dengan congkak mencoba menggunakan berbagai cara keji untuk mengganggu dan menghalangi kita dari berpaling kepada Tuhan dan menyerang kita pada titik terlemah kita, dan dengan congkak ingin membuat kita kehilangan kesempatan untuk meraih penyelamatan Tuhan pada akhir zaman. Iblis memang sungguh jahat dan keji! Pada saat yang sama, di sepanjang pengalaman-pengalaman ini, aku merasakan kehadiran Tuhan bersamaku. Tuhan menggunakan firman-Nya untuk menerangi dan menuntunku pada waktunya untuk membuatku mengerti kehendak-Nya dan tipu daya Iblis, sehingga aku bisa memiliki iman untuk berdiri tegak dan bersaksi untuk Tuhan. Aku telah sungguh-sungguh melihat bahwa hikmat Tuhan selamanya dijalankan berdasarkan rencana licik Iblis. Tuhan menggunakan pencobaan dan rencana Iblis untuk menguji kita dan menyempurnakan iman dan kasih kita kepada-Nya. Aku sungguh telah mengalami kasih Tuhan kepadaku. Puji dan syukur kepada Tuhan!


Sumber Artikel dari "Belajar Alkitab"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri yang Diunggulkan