Aku membuka buku itu dan tanpa sengaja melihat sebuah perikop: “Semua orang yang diselamatkan oleh kasih karunia Yesus Kristus selama Zaman Kasih Karunia menanti-nantikan datangnya hari kesukaan di akhir zaman, saat Yesus sang Juruselamat datang di atas awan putih dan menampakkan diri di antara manusia. Tentu saja, ini juga keinginan semua orang yang menerima nama Yesus sang Juruselamat saat ini.
Di seluruh alam semesta, semua orang yang mengenal keselamatan dari Yesus sang Juruselamat sangat mendambakan kedatangan Yesus Kristus yang tiba-tiba, untuk menggenapi firman-Nya ketika berada di bumi: ‘Aku akan datang dengan cara yang sama seperti Aku pergi.’ Manusia percaya bahwa setelah penyaliban dan kebangkitan, Yesus kembali ke surga di atas awan putih, lalu mengambil tempat-Nya di sebelah kanan Yang Mahatinggi. Manusia beranggapan bahwa dengan cara yang sama, Yesus akan turun, sekali lagi di atas awan putih (awan ini mengacu pada awan yang dinaiki Yesus waktu Ia kembali ke Surga), ke antara orang-orang yang sangat mendambakan-Nya selama ribuan tahun, dan bahwa Ia akan mengambil rupa orang Yahudi dan mengenakan pakaian mereka. Setelah menampakkan diri kepada manusia, Ia akan mengaruniakan makanan kepada mereka, dan membuat aliran-aliran air hidup menyembur bagi mereka, dan akan hidup di antara manusia, penuh kasih karunia dan kasih, hidup dan nyata. Demikian seterusnya. Namun, Yesus sang Juruselamat tidak melakukan hal ini; Ia melakukan hal yang bertentangan dengan pemahaman manusia. Ia tidak datang ke antara orang-orang yang mendambakan kedatangan-Nya kembali, dan tidak menampakkan diri kepada semua manusia sembari mengendarai awan putih. Ia sudah datang, tetapi manusia tidak mengenali-Nya, dan tetap mengabaikan kedatangan-Nya. Manusia hanya menantikan-Nya tanpa tujuan ….” Setelah membacanya, perikop ini benar-benar menyentuh hatiku. Aku merasakan kata-kata ini semuanya menusukku sampai ke inti keberadaanku. Selama bertahun-tahun dalam imanku kepada Tuhan, aku telah menanti dan merindukan Tuhan datang kembali seperti ini. Aku juga merasakan firman ini yang dapat mengungkapkan situasi manusiawi kita dalam menantikan kedatangan Tuhan bukanlah kata-kata yang bisa dipikirkan oleh siapa saja. Jadi aku berpikir, “Mungkinkah Tuhan benar-benar sudah datang kembali? Mungkinkah Dia telah menyatakan firman dan melakukan satu tahap penghakiman?” Tetapi kemudian aku ingat bahwa Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa Tuhan akan datang dengan awan-awan. Jadi aku tetap merasa bingung tentang hal ini.
Dua hari kemudian Saudari Huang datang lagi, dengan didampingi oleh Saudari Tang. Mereka bertanya padaku dengan khawatir: “Saudari Li, apakah kamu sudah membaca buku itu?” Aku menjawab: “Ya, sudah. Tetapi aku masih merasa bingung. Kamu mengatakan Tuhan telah datang kembali. Tetapi Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa Tuhan akan datang dengan awan-awan, bagaimana kamu menjelaskan hal itu?” Saudari Huang menjelaskan padaku dalam persekutuan: “Ketika menyangkut masalah kedatangan Tuhan kembali di atas awan, kita tidak dapat mengandalkan gagasan kita untuk menafsirkannya. Sebenarnya, ada misteri yang mendalam dalam hal ini. Marilah kita membaca satu bagian dari firman Tuhan. Tuhan berkata: ‘Yesus berkata bahwa Dia akan datang sebagaimana Dia telah pergi, tetapi apakah engkau tahu betul makna perkataan-Nya yang sesungguhnya? Mungkinkah Dia telah mengatakan maknanya kepada kelompokmu ini? Engkau memang tahu bahwa Dia akan datang sebagaimana Dia telah pergi, yakni menaiki suatu awan, tetapi apakah engkau tahu persis bagaimana Tuhan itu sendiri melakukan pekerjaan-Nya? Jika engkau betul-betul dapat mengerti, bagaimana perkataan Yesus dijelaskan? Dia berkata: Kapan Anak Manusia datang pada akhir zaman, Dia sendiri tidak tahu, para malaikat tidak tahu, para utusan di surga tidak tahu, apalagi manusia. Hanya Bapa sendiri, yaitu, hanya Roh yang tahu. Bahkan Anak Manusia sendiri pun tidak mengetahuinya, tetapi engkau malah dapat melihat dan mengetahuinya? Jika engkau mampu mengetahui dan melihat dengan matamu sendiri, bukankah sia-sia saja ucapan tersebut?‘”
Setelah selesai membaca, dia melanjutkan dengan mengatakan: “Dari firman ini kita dapat melihat bahwa semua firman Tuhan adalah misteri, sehingga kita tidak dapat menjelaskan dan menetapkan cara bagi Tuhan untuk datang kembali hanya berdasarkan makna harfiahnya. Jika firman digenapi sesuai dengan makna harfiahnya, bukankah banyak firman lain yang diucapkan oleh Tuhan akan sia-sia? Faktanya, ada banyak nubuat dalam Alkitab tentang kedatangan Tuhan. Jika kita hanya berpegang pada nubuat bahwa Tuhan akan turun dengan awan-awan tetapi tidak mencari dan menyelidiki nubuat lain yang diucapkan oleh Tuhan, ini akan memudahkan kita memiliki pemahaman sepihak. Orang-orang yang cermat dapat menemukan bahwa sebenarnya bukan hanya nubuat ‘turun dengan awan-awan’ yang ada di dalam Alkitab. Ada juga banyak nubuat seperti itu bahwa Tuhan akan datang bagaikan pencuri dan turun secara diam-diam. Misalnya, Wahyu 16:15, “Lihatlah, Aku datang bagaikan pencuri.” Matius 25:6, “Dan di saat tengah malam ada suara seruan terdengar, Lihatlah, Mempelai laki-laki itu datang; keluarlah dan jumpai Dia.” Wahyu 3:20, “Lihatlah, Aku berdiri di pintu dan mengetuk: kalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membuka pintu itu, Aku akan datang masuk kepadanya, dan bersantap dengannya, dia bersama-Ku.” Semua nubuat ini menyebut Tuhan menjadi daging sebagai Anak Manusia dan turun secara diam-diam. “bagaikan pencuri” berarti datang dengan tenang, secara diam-diam. Sama seperti ketika Tuhan Yesus menampakkan diri dan melakukan pekerjaan-Nya selama inkarnasi-Nya sebagai Anak Manusia, secara lahiriah, Tuhan Yesus hanyalah Anak Manusia biasa dan tidak seorang pun tahu Dia adalah Tuhan, itulah sebabnya Tuhan Yesus menggunakan “bagaikan pencuri” sebagai analogi untuk penampakan dan pekerjaan Anak Manusia. Mereka yang tidak mencintai kebenaran, tidak peduli bagaimana Tuhan dalam daging berbicara atau bekerja, atau berapa banyak kebenaran yang Dia ungkapkan, mereka tidak menerima Dia. Sebaliknya, mereka memperlakukan Tuhan dalam daging sebagai orang biasa dan mengutuk serta meninggalkan-Nya. Itulah sebabnya Tuhan Yesus bernubuat: “Karena sama seperti kilat yang memancar dari satu bagian di bawah langit, bersinar sampai ke bagian lain di bawah langit; demikian juga Anak Manusia saat hari kedatangan-Nya tiba. Tetapi pertama-tama Dia harus mengalami berbagai penderitaan dan ditolak oleh generasi ini” (Lukas 17:24-25). Kita tahu bahwa Tuhan itu setia, jadi firman-Nya pasti akan tergenapi. Jika kita selalu berpegang pada nubuat bahwa Tuhan akan turun di atas awan, lalu bagaimana firman Tuhan ini akan digenapi?”
Setelah itu, Saudari Tang menambahkan: “Ya, Saudari Li, sekarang Tuhan telah berinkarnasi dan diam-diam turun di antara kita. Dia mengungkapkan kebenaran dan melaksanakan pekerjaan penghakiman yang dimulai dari rumah Tuhan. Semua orang, yang menerima pekerjaan penghakiman dan hajaran Tuhan pada akhir zaman, yang watak rusaknya disucikan, dan yang mencapai transformasi dalam watak hidup mereka, adalah kelompok pemenang yang dijadikan oleh Tuhan sebelum bencana. Setelah Tuhan menjadikan para pemenang ini, pekerjaan besar-Nya akan lengkap. Baru setelah itulah Tuhan akan muncul secara terbuka di hadapan semua orang. Yaitu, pertama-tama Tuhan menjadi manusia dan diam-diam turun di antara kita untuk melakukan pekerjaan-Nya, dan setelah menyelesaikan pekerjaan-Nya untuk menyelamatkan umat manusia, Dia akan secara terbuka turun untuk menampakkan diri kepada seluruh negara dan bangsa, dan memperkenankan mereka untuk melihat-Nya. Tetapi tidak peduli bagaimana Tuhan datang, hikmat-Nya terdapat di dalamnya. Kita hanyalah manusia yang rusak, sehingga kita tidak dapat mengandalkan gagasan kita dengan menegaskan bahwa Tuhan pasti akan datang dengan awan-awan ketika Dia datang kembali. Kalau tidak, ini akan memudahkan kita untuk kehilangan keselamatan Tuhan di akhir zaman. Tuhan Yang Mahakuasa berfirman: ‘Saat engkau menyaksikan Yesus turun dari surga, saat itulah engkau turun ke neraka untuk dihukum. Itulah tanda berakhirnya rencana pengelolaan Tuhan, dan saatnya Tuhan memberi upah kepada orang baik dan menghukum yang jahat. Penghakiman Tuhan akan berakhir sebelum manusia melihat tanda-tanda, ketika hanya ada pengungkapan kebenaran. Mereka yang menerima kebenaran dan tidak mencari tanda-tanda, sehingga mereka disucikan, akan kembali ke hadapan takhta Tuhan dan masuk ke dalam pelukan Sang Pencipta. Hanya mereka yang bersikeras percaya bahwa “Yesus yang tidak datang kembali di atas awan putih adalah Kristus palsu” akan menerima hukuman abadi, karena mereka hanya percaya kepada Yesus yang menunjukkan tanda-tanda, tetapi tidak mengakui Yesus yang mengumumkan penghakiman yang berat dan menunjukkan jalan kehidupan yang sebenarnya. Jadi, hanya dengan cara itulah Yesus menangani mereka pada saat Ia secara terbuka datang kembali di atas awan putih.‘ Dari firman Tuhan kita melihat bahwa ketika kita melihat Tuhan menampakkan diri kepada segenap umat manusia di depan banyak orang, pekerjaan-Nya akan berakhir. Mereka yang menerima pekerjaan Tuhan di akhir zaman semuanya datang kembali di hadapan Tuhan, sementara mereka yang menolak dan mengutuk Tuhan akan menerima hukuman yang setimpal. Saat itu, nubuat dalam Kitab Wahyu akan benar-benar digenapi: ‘Lihatlah, Dia datang dengan awan-awan; dan setiap mata akan melihat-Nya, juga mereka yang menikam Dia: dan semua orang di bumi akan meratap karena Dia‘ (Wahyu 1:7). Ketika Tuhan menampakkan diri secara terbuka, mereka yang menolak untuk menerima pekerjaan Tuhan pada akhir zaman dan menentang Tuhan akan tertegun, sebab mereka akan melihat bahwa Tuhan Yang Mahakuasa yang mereka tolak justru adalah Tuhan Yesus yang datang kembali. Dengan demikian, bagaimana mungkin mereka tidak menangis dan menggertakkan gigi mereka? Saudari, apakah kamu dapat menerima persekutuan ini?”
Saat itu, aku merasa sedih dan menyesal. Jadi aku menjawab, merasa sedikit malu, “Kamu bicara dengan sangat jelas. Aku bisa menerimanya. Baru sekarang aku memahami bahwa ketika Tuhan datang kembali, pertama-tama Dia akan berinkarnasi sebagai Anak Manusia dan turun secara diam-diam di antara manusia untuk melakukan pekerjaan menghakimi dan mentahirkan manusia. Dan setelah menjadikan sekelompok pemenang, Tuhan akan secara terbuka menampakkan diri di hadapan semua orang. Itulah waktu ketika Tuhan menghukum semua orang yang menolak pekerjaan-Nya. Aku terlalu bebal. Dengan keras kepala aku berpegang teguh pada pemahamanku sendiri dan menegaskan bahwa Yesus akan turun ke atas awan putih, jadi aku tidak menerima Dia yang tidak datang dengan cara ini. Karenanya, aku menutup pintu bagi Tuhan Yesus yang telah datang dan hampir kehilangan keselamatan Tuhan di akhir zaman.”
Setelah itu, mereka menyampaikan padaku tentang tiga tahap pekerjaan Tuhan, inkarnasi, misteri nama Tuhan dan aspek-aspek kebenaran lainnya. Dan mereka banyak membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa, yang memecahkan banyak masalah dan kesulitanku. Setelah masa penyelidikan dan pencarian, aku memahami banyak kebenaran yang belum pernah kudengar sebelumnya di gerejaku; kondisiku makin lama makin baik, serta damai sejahtera dan sukacita memenuhi hatiku. Jadi aku menjadi yakin bahwa Tuhan Yang Mahakuasa adalah Tuhan Yesus yang datang kembali.
Tahun-tahun ini ketika Tuhan mengetuk pintuku melalui saudara-saudari yang memberitakan Injil padaku dari waktu ke waktu, dengan keras kepala aku berpegang teguh pada gagasanku dan menolak mereka berulang kali. Hatiku benar-benar terlalu kaku! Memikirkan hal ini, aku sungguh-sungguh bertobat dalam hatiku dan tidak tahan untuk berlutut dan berdoa di hadapan Tuhan, “Ya Tuhan! Aku mengandalkan gagasan dan imajinasiku sendiri dalam menafsirkan kedatanganmu tetapi tidak mencari kebenaran. Aku benar-benar terlalu sombong. Namun Engkau tidak meninggalkan aku. Setelah sembilan tahun, Engkau membangkitkan hatiku melalui saudari yang memberitakan Injil padaku. Ya Tuhan, aku hanya ingin menghabiskan sisa hidupku untuk membalas kembali kasih-Mu padaku.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar