Oleh Jing Xin, Tiongkok
Berusaha dengan penuh Semangat untuk Menjadi Gadis yang Bijaksana
Suatu malam menjelang fajar, Jia Nan duduk di sebelah sebuah meja. Dia membuka Alkitab, mulai membaca: “Maka Kerajaan Surgadiumpamakan seperti sepuluh anak dara, yang membawa pelita mereka, dan menunggu mempelai laki-laki. Lima di antaranya bijaksana, dan lima bodoh. Mereka yang bodoh membawa pelita mereka, tetapi tidak membawa minyak: Tetapi yang bijaksana mengambil minyak dalam bejana mereka bersama pelita mereka. Sementara mempelai laki-laki terlambat datang, mereka semua mengantuk lalu tertidur. Dan pada tengah malam terdengar teriakan, “Lihat, mempelai laki-laki datang; keluarlah menyambutnya.” Kemudian semua gadis itu bangun, dan mempersiapkan pelita mereka. Dan gadis-gadis yang bodoh berkata kepada gadis-gadis bijaksana, ‘Berilah kami minyakmu; karena pelita kami hampir padam.’ Tetapi gadis-gadis yang bijaksana menjawab, katanya, ‘Tidak bisa; jangan sampai minyak ini tidak cukup untuk kami dan kalian: tetapi lebih baik pergilah kepada mereka yang menjual, dan belilah untuk kalian sendiri.’ Dan ketika mereka pergi membeli minyak, mempelai laki-laki datang; dan mereka yang sudah siap sedia masuk bersamanya ke perjamuan kawin: dan pintu pun ditutup” (Matius 25:1-10).
Setelah membaca ayat-ayat ini, Jia Nan berpikir bahwa TuhanYesus memberi kepada kita metafora yang jelas untuk menunjukkan orang seperti apa yang dapat masuk ke dalam kerajaan surga. Orang-orang yang membawa minyak dapat menyambut mempelai laki-laki dan merupakan gadis-gadis yang bijaksana, tetapi yang lain yang tidak membawa minyak, mereka adalah gadis-gadis yang bodoh dan yang akan ditinggalkan oleh Tuhan. Jia Nan selalu bertekad untuk menjadi gadis bijaksana untuk menyambut kedatangan Tuhan kembali dan menghadiri perjamuan bersama-Nya.
Setelah membaca ayat-ayat ini, Jia Nan berpikir bahwa TuhanYesus memberi kepada kita metafora yang jelas untuk menunjukkan orang seperti apa yang dapat masuk ke dalam kerajaan surga. Orang-orang yang membawa minyak dapat menyambut mempelai laki-laki dan merupakan gadis-gadis yang bijaksana, tetapi yang lain yang tidak membawa minyak, mereka adalah gadis-gadis yang bodoh dan yang akan ditinggalkan oleh Tuhan. Jia Nan selalu bertekad untuk menjadi gadis bijaksana untuk menyambut kedatangan Tuhan kembali dan menghadiri perjamuan bersama-Nya.
Pada hari berikutnya, dalam suatu pertemuan bersama rekan kerja, Jia Nan berkata seperti biasanya, “Saudara saudari, sekarang adalah masa terakhir akhir zaman saat Tuhan datang. Karena Tuhan Yesus berkata: ‘Karena itu hendaklah engkau juga bersiap sedia, karena Anak Manusia datang di waktu yang tidak engkau duga’ (Lukas 12:40). Yang perlu kita lakukan adalah sering membaca Alkitab, melakukan lebih banyak pekerjaan bagi Tuhan, sering berdoa, dan sering mengakui dosa dan bertobat kepada Tuhan. Hal yang paling penting adalah kita harus berjaga-jaga dan melakukan persiapan, seperti para gadis bijaksana mempersiapkan minyak yang cukup. Hanya dengan cara ini kita dapat menyambut kedatangan-Nya kembali. Supaya tidak kehilangan kesempatan untuk diangkat, tidaklah cukup bahwa kita hanya mengadakan pertemuan-pertemuan tepat pada waktunya, kita juga perlu bergantian melakukan doa semalam suntuk. Setelah Jia Nan selesai mengatakan hal ini, Saudara Zhang segera berkata: “Apakah cara kita seperti itu sama seperti tindakan para gadis bijaksana yang mengadakan persiapan dan menunggu?” Saudari Dong melanjutkan berbicara, “Jika apa yang sedang kita lakukan ini sungguh-sungguh mempersiapkan minyak, mengapa kita belum menyambut kedatangan Tuhan kembali?” Semua orang tenggelam dalam permenungan segera setelah Saudari Dong selesai berbicara.
Apa yang Dimaksud dengan Gadis-Gadis Bijaksana? Apa yang Dimaksud dengan Gadis-Gadis Bodoh?
Pada saat ini, Saudara Liu berdiri dan berkata: “Mengenai apa sebenarnya yang dimaksud dengan gadis-gadis bijaksana, aku punya pandangan berbeda. Dalam hal gadis-gadis bijaksana menyambut mempelai laki-laki, aku berpikir bahwa tindakan kita berjaga-jaga, berdoa dan mengadakan doa semalam suntuk setiap hari hanyalah tindakan yang dangkal, dan mungkin tidak memenuhi kehendak Tuhan. Gadis-gadis bijaksana sesungguhnya adalah mereka yang mampu mendengar suara Tuhan.” Setiap orang terkejut mendengarnya mengatakan “mendengarkan suara Tuhan.” Jia Nan berkata dengan bingung: “Mereka yang mendengarkan suara Tuhan adalah gadis-gadis yang bijaksana? Ini pertama kalinya kami mendengar tentang hal ini. Tolong beri tahu kami lebih banyak.” Saudara Liu tersenyum dan berkata: “Benar. Beberapa hari lalu aku dan putraku membicarakan tentang topik ini. Dia berpikir bahwa tindakan kita bukanlah tindakan gadis-gadis bijaksana, lalu dia membacakan beberapa petikan firman Tuhan yang dia temukan di sebuah website injil. Setelah mendengar firman Tuhan tersebut, aku menyadari bahwa gadis-gadis bijaksana memang bukan seperti yang kita pikirkan tentang mereka.” Lalu Saudara Liu membacakan firman tersebut bagi kami: “Semua orang yang mampu menaati perkataan Roh Kudus pada masa sekarang, diberkati. Tidak peduli bagaimana keadaan mereka dahulu, atau bagaimana Roh Kudus dahulu bekerja di dalam diri mereka—mereka yang telah memperoleh pekerjaan terbaru adalah yang paling diberkati, dan mereka yang tidak dapat mengikuti pekerjaan terbaru pada masa sekarang akan disingkirkan. Tuhan menginginkan mereka yang dapat menerima terang yang baru dan Ia menginginkan mereka yang menerima dan mengetahui pekerjaan-Nya yang terbaru. Mengapa dikatakan bahwa engkau harus menjadi perawan suci? Seorang perawan suci mampu mencari pekerjaan Roh Kudus dan memahami perkara baru, lagi pula, dia mampu mengesampingkan gagasan yang lama dan mematuhi pekerjaan Tuhan pada zaman sekarang.” “Mereka yang menjadi milik Iblis tidak mengerti firman Tuhan, dan mereka yang merupakan milik Tuhan dapat mendengar suara-Nya. Semua yang menyadari dan memahami kata-kata yang Kuucapkan adalah mereka yang akan diselamatkan, dan memberi kesaksian tentang Tuhan; mereka yang tidak mengerti kata-kata yang Kuucapkan tidak dapat memberi kesaksian tentang Tuhan, dan akan disingkirkan” (“Knowing the Three Stages of God’s Work Is the Path to Knowing God”). “Engkau sekalian tidak menghormati hadirat kebenaran, terlebih lagi, sikapmu bukanlah sikap yang mendambakan kebenaran. Satu-satunya yang engkau sekalian lakukan hanya menelaah tanpa perhatian dan menanti saja dalam ketidakpedulian dengan riang gembira. Apa yang bisa engkau dapatkan dengan menelaah dan menanti seperti ini? Akan dapatkah engkau menerima arahan pribadi dari Tuhan? Jika engkau tidak dapat memahami perkataan-perkataan Tuhan, dengan cara bagaimanakah engkau bisa memenuhi syarat untuk menyaksikan penampakan Tuhan? Di mana pun Tuhan menampakkan diri, di situlah kebenaran diungkapkan, dan di situlah suara Tuhan ada. Hanya orang-orang yang dapat menerima kebenaran yang akan dapat mendengar suara Tuhan, dan hanya orang-orang seperti inilah yang memenuhi syarat untuk menyaksikan penampakan Tuhan.”
Setelah membacakan firman Tuhan ini, Saudara Liu terus berkata: “Lewat firman Tuhan ini, aku tahu bahwa gadis-gadis bijaksana datang untuk mencari suara Roh Kudus dengan hati yang rindu dan mencari-cari, dan mereka adalah orang yang menaruh perhatian dan mendengarkan suara Tuhan. Mereka mampu melepaskan pemahaman mereka demi mencari suara Tuhan dengan rendah hati saat pekerjaan baru Tuhan menghampiri mereka, dan mereka mampu menerima kebenaran dan tunduk pada pekerjaan baru-Nya ketika mereka mengenali suara Tuhan. Sementara gadis-gadis bodoh dengan keras kepala berpegang pada pemahaman dan imajinasi mereka dan tidak memperhatikan maupun mendengarkan suara Tuhan. Mereka tidak mengenali suara Tuhan sekalipun mendengarnya. Karena mereka tidak percaya kepada Kristus, juga tidak menerima-Nya, dan mereka menolak untuk menerima pekerjaan Tuhan dan penampakan-Nya, sehingga pada akhirnya mereka kehilangan penyelamatan Tuhan. Namun, hal yang sedang kita lakukan sekarang, yaitu menunggu, berdoa dan mengadakan doa semalam suntuk, bukanlah tindakan gadis-gadis yang bijaksana melainkan pemahaman dan imajinasi kita!”
Gadis-Gadis yang Bijaksana Mendengarkan Suara Tuhan
Pada saat ini Saudari Yan juga berkata, “Wah, Saudara Liu benar. Setelah mendengar persekutuannya, aku teringat dua ayat dalam Kitab Suci: ‘Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka, dan mereka mengikut Aku‘ (Yohanes 10:27). ‘Karena Anak Domba yang ada di tengah-tengah takhta itu akan memberi makan mereka dan membimbing mereka ke sumber air kehidupan. Tuhan akan menghapuskan setiap air mata dari mata mereka‘ (Wahyu 7:17). Jika kita ingin menyambut kedatangan Tuhan kembali, hal terpenting yang harus kita lakukan adalah menaruh perhatian dan mendengarkan suara Tuhan. Hanya mereka yang mendengarkan suara Tuhan merupakan gadis-gadis bijaksana! Sama seperti Petrus, dia melihat bahwa Tuhan Yesus dapat menenangkan angin dan gelombang dengan sepatah kata, memberi makan lima ribu orang dengan lima roti dan dua ikan, membangkitkan orang mati, dan sebagainya. Lewat firman dan pekerjaan Tuhan, Petrus berkeyakinan bahwa Tuhan Yesus memiliki esensi Tuhan dalam diri-Nya, dan Dia adalah Kristus. Atau contoh lainnya, perempuan Samaria. Ketika dia sedang berbicara dengan Tuhan Yesus, Tuhan membicarakan tentang rahasia tersembunyi perempuan tersebut, sehingga perempuan itu menyadari bahwa hanya Tuhan itu sendiri yang dapat mengungkapkan hal-hal tersembunyi ini, dan bahwa perkataan ini tidak mungkin dapat diucapkan oleh manusia, sehingga dia berkeyakinan bahwa Tuhan Yesus adalah Mesias yang sudah datang, yaitu Kristus. Baik Petrus maupun perempuan Samaria mengenali Tuhan Yesus adalah Tuhan lewat firman-Nya, sehingga mereka beroleh penyelamatan dari Tuhan. Mereka pintar sekali.” Setiap orang mengangguk dan berkata bahwa itu memang benar.
Mengapa Gadis-Gadis yang Bodoh akan Disingkirkan oleh Tuhan?
Saudari Dong berkata: “Ya, domba Tuhan mendengarkan suara-Nya. Semua orang yang dapat mengenali suara Tuhan adalah gadis-gadis yang bijaksana, jika sebaliknya, mereka adalah gadis-gadis yang bodoh. Pikirkan kembali ke masa ketika Tuhan Yesus datang untuk melakukan pekerjaan-Nya: Orang-orang Farisi tidak memiliki hati yang mendamba dan mencari, dan mereka tidak menyelidiki kebenaran yang Kristus nyatakan untuk membedakan apakah itu adalah suara Tuhan, malah mereka mengartikan pekerjaan Tuhan menurut imajinasi mereka, mereka melihat Tuhan melakukan tanda-tanda dan mukjizat, contohnya, firman Tuhan membangkitkan orang mati, menyembuhkan orang buta, namun karena mereka tidak dapat mengenali suara Tuhan, mereka tidak hanya memperlakukan Tuhan Yesus sebagai manusia biasa, tetapi juga menganggap perkataan Tuhan sebagai perkataan manusia, dan bahkan menghakimi dan menghujat-Nya. Pada akhirnya orang Farisi memakukan Tuhan ke salib, dan mereka menjadi orang yang percaya kepada Tuhan namun menentang-Nya, jadi mereka jatuh di bawah murka dan penghukuman Tuhan. Hal ini membuat kita paham secara jelas bahwa orang yang tidak memperhatikan untuk mendengar suara Tuhan adalah gadis-gadis yang bodoh dan akan disingkirkan oleh Tuhan.”
Gadis-Gadis Bijaksana Mencari Perkataan Tuhan di Akhir Zaman
Saudara Zhang segera berkata: “Setelah mendengar perkataanmu, aku baru menyadari bahwa memperhatikan untuk mendengar suara Tuhan itu sangatlah penting, khususnya poin penting mengenai bagaimana kita menyambut kedatangan Tuhan kembali pada akhir zaman. Tuhan Yesus pernah berkata: ‘Ada banyak hal lain yang bisa Kukatakan kepadamu, tetapi engkau tidak bisa menerima semuanya itu saat ini. Namun, ketika Dia, Roh Kebenaran itu, datang, Dia akan menuntun engkau sekalian ke dalam seluruh kebenaran: karena Dia tidak akan berbicara tentang diri-Nya sendiri; tetapi Dia akan menyampaikan segala sesuatu yang telah didengar-Nya: dan Dia akan menunjukkan hal-hal yang akan datang kepadamu‘ (Yohanes 16:12-13). ‘Dan pada tengah malam terdengar teriakan: Lihat, mempelai laki-laki datang; keluarlah menyambutnya.‘ (Matius 25:6). ‘Barang siapa memiliki telinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang diucapkan Roh kepada gereja-gereja‘ (Wahyu 2:7). Dari ayat Kitab Suci ini kita dapat memahami bahwa ketika Tuhan datang kembali, Dia akan kembali berfirman. Jadi apakah kita akan mengenali suara Tuhan secara langsung atau tidak, itu menentukan apakah kita dapat menyambut kembalinya Tuhan atau tidak. Sekarang ini mencari perkataan Roh Kudus adalah perkara yang sangat penting, setelah itu kita akan melihat penampakan Tuhan. Namun di manakah kita dapat menemukannya?”
Saudara Zhan berkata: “Engkau pintar di sepanjang hidupmu, namun dirusak oleh satu momen kebodohan. Perkataan Saudara Liu adalah hal yang belum pernah kita dengar. Perkataan itu mengandung misteri dan tidak dapat dibicarakan oleh orang biasa, tampaknya perkataan itu berasal dari Roh Kudus.”
Jia Nan berkata sambil tersenyum: “Itu benar, perkataan ini memang dari Roh Kudus dan bukan perkataan manusia. Aku dulu percaya bahwa selama kita menunggu, berdoa dan mengadakan doa semalam suntuk, kita merupakan gadis-gadis yang bijaksana. Namun lewat persekutuan hari ini, aku sadar bahwa itu merupakan pemahaman dan imajinasiku, seperti tindakan gadis-gadis bodoh, dan bahwa aku tidak dapat menyambut kembalinya Tuhan jika aku berpegang pada semua itu! Terima kasih kepada Tuhan atas bimbingan-Nya. Perkataan Saudara Liu yang dibacakan bagi kita membuatku tahu apa yang dimaksud dengan gadis-gadis bijaksana. Ini merupakan poin penting bahwa gadis-gadis bijaksana dapat mendengar suara Tuhan, dan memiliki hati yang mencari dan mendambakan Tuhan. Seperti yang dikatakan Tuhan: ‘Karena setiap orang yang meminta, menerima; “Siapa yang mencari akan mendapat, siapa yang mengetuk, baginya pintu akan dibukakan‘ (Lukas 11:10). Menurutku kita tidak perlu mencari firman Roh Kudus dari tempat lain. Bukankah Saudara Liu barusan mengatakan bahwa putranya telah menemukan perkataan ini pada sebuah website injil? Kita dapat meminta bantuan putra Saudara Liu menyelidikinya lebih jauh di internet.”
Saudara Liu berkata: “Puji Tuhan! Engkau dapat datang ke rumahku malam ini.”
Jia Nan berkata: “Baiklah, kami akan datang.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar