12/21/2019

Di Jalan Menuju Kerajaan Surga, Firman Tuhan Memimpin Saya untuk Mengatasi Pencobaan Iblis (I)

Yesus kembali, Pekerjaan Tuhan, Mengenal Tuhan,

Pada awal Maret 2018, Saudari Liu memberikan kesaksian kepadaku tentang pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman dan memberiku persekutuan tentang berbagai aspek kebenaran, seperti tiga tahap pekerjaan Tuhan, pentingnya nama Tuhan, dan misteri Alkitab. Aku telah menjadi orang yang percaya kepada Tuhan selama lebih dari 30 tahun dan tidak pernah aku mendengar ajaran yang sebagus itu. Dengan menghadiri kebaktian dan persekutuan terus-menerus, aku berangsur-angsur menjadi yakin bahwa Tuhan Yang Mahakuasa memang Tuhan Yesus yang datang kembali, dan aku ingin sekali memberi tahu suami dan putraku kabar gembira tentang kedatangan kembali Tuhan Yesus ini. Namun, tanpa diduga, mereka telah memberi tahu pendeta dan penatua di gereja kami tentang fakta bahwa aku telah menyelidiki pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman, dan sebuah perang tanpa senjata pun dimulai.
Suatu hari setelah makan malam, sang pendeta, istrinya, penatua gereja, dan seorang diaken datang ke rumahku bersama-sama. Pendeta itu berkata kepadaku, “Aku dengar engkau menghadiri kebaktian online dengan orang-orang Kilat dari Timur. Apa yang kalian bicarakan dalam kebaktian kalian?” Aku menjawab, “Kami membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa, dan kebenaran yang diungkapkan oleh Tuhan Yang Mahakuasa telah mengungkap misteri Alkitab dan membuka gulungan kecil tersebut. Tuhan Yang Mahakuasa adalah Tuhan Yesus yang datang kembali.” Pendeta itu tampak marah dan berkata, “Tidak mungkin! Tuhan adalah Tuhan Trinitas, tetapi mereka tidak percaya pada Tuhan Trinitas, jadi bagaimana mungkin Tuhan Yang Mahakuasa adalah Tuhan Yesus yang datang kembali? Jangan percaya hal itu lagi.” Pendeta itu kemudian melanjutkan dengan mengatakan beberapa kebohongan dan kata-kata kutukan tentang Gereja Tuhan Yang Mahakuasa dan, sebelum pergi, dia berkata, “Jangan berhubungan apa pun lagi dengan orang-orang Kilat dari Timur. Kami mengatakan ini demi kebaikanmu sendiri. Ini pamflet gereja kami tentang penentangan kami terhadap Kilat dari Timur. Engkau sebaiknya membacanya.” Saat mengatakan ini, dia menyodorkan pamflet itu kepadaku dan kemudian pergi.
Aku duduk di sofa sambil memegang pamflet kecil itu dan memikirkan apa yang baru saja dikatakan oleh pendeta dan penatua. Aku merasa kebingungan. Pendeta itu mengatakan bahwa Gereja Tuhan Yang Mahakuasa tidak mengakui bahwa Tuhan adalah Tuhan Trinitas—tentang apa sih semua ini? Namun kemudian aku mengingat kembali sepanjang hampir dua bulan aku telah menghadiri kebaktian online bersama Saudari Liu, dan aku telah memahami banyak misteri tentang Alkitab yang belum pernah aku pahami sebelumnya dan telah memahami banyak hal tentang niat Tuhan untuk menyelamatkan umat manusia. Saat berdoa dan membaca firman Tuhan, aku merasa mendapatkan pencerahan dan penerangan dari Roh Kudus, dan aku merasa hubunganku dengan Tuhan menjadi sangat dekat. Aku merasa bertentangan. Aku mendorong pamflet itu ke samping dan buru-buru berdoa kepada Tuhan: “Ya Tuhan, tolong bimbing aku dan beri aku kejelasan.” Kemudian aku memikirkan firman Tuhan Yesus, “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka engkau akan menemukan; ketuklah, maka pintu akan dibukakan bagimu” (Matius 7:7). Tuhan Yesus meminta kita mengambil inisiatif untuk mencari, jadi aku memutuskan bahwa aku harus memiliki hati yang mencari dan harus bertanya kepada Saudari Liu apa yang sebenarnya terjadi.
Suatu hari, saat aku sedang online, aku bergegas bertanya kepada Saudari Liu, “Dalam Alkitab, telah tercatat: ‘Dan Yesus, ketika Dia dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Tuhan seperti burung merpati turun ke atas-Nya: Dan terdengarlah suara dari surga berkata: Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan’ (Matius 3:16–17). Dan ketika Tuhan Yesus berada di taman Getsemani, Dia berdoa, menyatakan: ‘Oh, Bapa-Ku, jikalau mungkin, biarlah cawan ini lalu daripada-Ku: tetapi bukan seperti yang Aku kehendaki, melainkan seperti kehendak-Mu (Matius 26:39). Tuhan Yesus menyebut Tuhan di surga ‘Bapa,’ dan Tuhan di surga juga menyebut Tuhan Yesus Putra Terkasihnya. Kami selalu percaya bahwa Bapa, Anak, dan Roh Kudus bersama-sama membentuk Tuhan Trinitas. Akan tetapi, pendetaku berkata bahwa aku tidak percaya akan keberadaan Tuhan Trinitas. Apa sebenarnya kebenaran dari semua ini?”
Dengan hangat, Saudari Liu berkata kepadaku, “Saudari, ungkapan ‘Tuhan Trinitas’ ditetapkan dalam Konsili Nicaea pada tahun 300 Masehi. Pada waktu itu, para agamawan dari berbagai negara berdebat sengit tentang keesaan dan keberagaman Tuhan. Akhirnya, menurut imajinasi dan logika manusia, ungkapan ‘Tuhan Trinitas’ pun ditetapkanlah. Sejak saat itu, orang-orang menentukan bahwa satu-satunya Tuhan yang benar yang menciptakan segala sesuatu di langit dan di bumi adalah Tuhan Trinitas, dan ini telah diwariskan hingga hari ini. Namun, tidak ada seorang pun, selama lebih dari seribu tahun, yang dapat menjelaskan masalah ini. Namun, hari ini, Tuhan Yang Mahakuasa mengungkap misteri ini kepada kita, jadi sebaiknya kita membaca apa yang disampaikan firman Tuhan tentang itu. Tuhan Yang Mahakuasa berfirman: ‘Masih ada orang yang berkata, “Bukankah Tuhan secara tegas menyatakan bahwa Yesus adalah Anak-Nya yang terkasih?” Yesus adalah Anak Tuhan yang terkasih, yang kepadanya Dia berkenan—ini tentu diucapkan oleh Tuhan Sendiri. Itu adalah Tuhan yang memberi kesaksian tentang diri-Nya, tetapi hanya dari perspektif yang berbeda, yaitu perspektif Roh di surga yang memberikan kesaksian mengenai inkarnasi-Nya sendiri. Yesus adalah inkarnasi-Nya, bukan Anak-Nya di surga. Apakah engkau paham? Bukankah perkataan Yesus, “Aku ada di dalam Bapa, dan Bapa ada di dalam Aku,” menunjukkan bahwa Mereka adalah satu Roh? Dan bukankah karena inkarnasilah Mereka dipisahkan di antara langit dan bumi? Kenyataannya, Mereka tetap satu; bagaimanapun, itu hanyalah Tuhan yang bersaksi mengenai diri-Nya. … Karena Dia adalah inkarnasi, Dia disebut Anak Tuhan yang terkasih, dan, dari sini, muncullah hubungan antara Bapa dan Anak. Itu hanya karena pemisahan antara langit dan bumi. Yesus berdoa dari sudut pandang manusia. Karena Dia telah menjelma menjadi manusia normal, maka Dia berkata dari perspektif manusia: “Jasmani-Ku adalah jasmani makhluk ciptaan. Karena Aku menjelma menjadi manusia untuk datang ke bumi ini, Aku sangat jauh sekali dari surga.” Karena alasan ini, Dia hanya bisa berdoa kepada Tuhan Sang Bapa dari perspektif manusia. Ini adalah tugas-Nya, dan tugas yang harus diberikan kepada Roh Tuhan yang berinkarnasi. Tidak dapat dikatakan bahwa Dia bukan Tuhan hanya karena Dia berdoa kepada Bapa dari perspektif manusia. Meskipun Dia disebut Anak Tuhan yang terkasih, Dia tetap Tuhan Sendiri, karena Dia adalah inkarnasi dari Roh, dan substansi-Nya tetaplah Roh.
“Oleh karena itu, kita dapat melihat dari firman Tuhan bahwa hanya ada satu Roh Tuhan, bukan tiga. Ketika Tuhan Yesus dibaptis, sebuah suara dari langit berkata, ‘Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dan ini adalah Tuhan yang sedang memberikan kesaksian tentang tubuh-Nya sendiri dari sudut pandang Roh-Nya. Demikian pula, Tuhan Yesus menyebut Tuhan di surga “Bapa”, dan ini adalah Tuhan yang sedang berkata kepada Roh-Nya dari sudut pandang kemanusiaan. Sebenarnya, ungkapan Ayah dan Anak hanya digunakan selama kehidupan inkarnasi Tuhan, maka ketika pekerjaan Tuhan dalam daging sudah berakhir dan Tuhan Yesus bangkit dan naik ke surga, gelar Bapa dan Anak tidak lagi digunakan. Hanya karena kita tidak memahami inkarnasi Tuhan maka kita mengandalkan pemahaman dan imajinasi kita untuk memisahkan Tuhan menjadi beberapa bagian. Misalnya, tercatat dalam Alkitab bahwa Filipus mengandalkan pemahaman dan imajinasinya sendiri ketika dia meminta kepada Tuhan Yesus agar menunjukkan sang Bapa kepada mereka: ‘Filipus berkata kepada-Nya, Tuhan, tunjukkan kepada kami Bapa itu, dan itu cukup untuk kami. Yesus berkata kepadanya, Aku sudah begitu lama bersamamu, tetapi engkau belum mengenal Aku, Filipus? Ia yang sudah melihat Aku sudah melihat Bapa; lalu bagaimana engkau berkata, tunjukkan kepada kami Bapa itu? Tidakkah engkau percaya bahwa Aku ada di dalam Bapa, dan Bapa ada di dalam Aku? Firman yang Aku katakan kepadamu bukanlah Kukatakan dari diri-Ku sendiri: tetapi Bapa yang ada di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan itu. (Yohanes 14:8–10). Dari firman Tuhan Yesus, kita dapat melihat bahwa Bapa adalah Anak, Anak adalah Bapa, bahwa Bapa ada di dalam Anak dan Anak ada di dalam Bapa—baik Bapa maupun Anak adalah satu Roh.”
Setelah Saudari Liu mengatakan ini, tiba-tiba aku melihat terang, dan beberapa keraguan di dalam hatiku pun hilang. Jadi, Tuhan Yesus menyebut Tuhan di surga sebagai “Bapa” karena Dia berbicara dari sudut pandang kemanusiaan. Tuhan Yesus berfirman, “Aku dan Bapaku adalah satu” (Yohanes 10:30). Itu menunjukkan bahwa Bapa dan Anak adalah satu, bukan dua. Aku sudah membaca Alkitab selama bertahun-tahun, tetapi tidak pernah mengerti arti sebenarnya dari firman yang diucapkan oleh Tuhan Yesus ini.
Saudari Liu mengirimiku satu lagi firman Tuhan: “Berapa banyak Roh yang dapat Tuhan miliki? Menurut penjelasanmu, ketiga pribadi Bapa, Anak, dan Roh Kudus adalah satu; jika demikian, ada tiga Roh, tetapi memiliki tiga Roh berarti ada tiga Tuhan. Ini berarti bahwa tidak ada satu Tuhan yang benar; bagaimana mungkin Tuhan yang seperti ini masih memiliki substansi yang melekat pada Tuhan? Jika engkau menerima bahwa hanya ada satu Tuhan, lalu bagaimana Dia bisa memiliki satu anak dan menjadi bapa? Bukankah ini semua hanyalah gagasanmu? Hanya ada satu Tuhan, hanya satu pribadi dalam Tuhan ini, dan hanya satu Roh Tuhan, sama seperti yang tertulis dalam Alkitab bahwa “hanya ada satu Roh Kudus dan hanya satu Tuhan.” Terlepas dari apakah Bapa dan Anak yang engkau katakan ada, bagaimanapun hanya ada satu Tuhan, dan substansi Bapa, Anak, dan Roh Kudus yang engkau sekalian percayai adalah substansi Roh Kudus. Dengan kata lain, Tuhan adalah Roh, tetapi Dia mampu menjadi manusia dan hidup di antara manusia, serta berada di atas segalanya. Roh-Nya mencakup segalanya dan maha hadir. Dia bisa secara bersamaan menjadi manusia dan di seluruh alam semesta. Karena semua orang mengatakan bahwa Tuhan adalah satu-satunya Tuhan yang benar, maka ada satu Tuhan, yang tidak dapat dibagi oleh siapa pun!
Saudari Liu kemudian memberikan persekutuan, dengan mengatakan: “Firman Tuhan sudah jelas: Tuhan adalah Roh dan Dia meliputi semua hal, dan Dia dapat berinkarnasi sebagai manusia biasa. Namun, pada saat yang sama, Dia melampaui semua hal dan berdaulat terhadap semua hal—Tuhan itu unik. Seperti yang tertulis dalam Alkitab: ‘Dengarkanlah, hai Israel: Yahweh, Tuhan kita adalah TUHAN yang esa (Ulangan 6:4). ‘Yang terutama dari semua perintah itu adalah, Dengarkanlah, hai Israel; Tuhan kita adalah Tuhan yang esa (Markus 12:29). Apakah Tuhan itu Roh atau inkarnasi, pada dasarnya hanya ada satu Tuhan. Jika kita mengatakan bahwa Tuhan adalah Tuhan Trinitas, maka tidak akan ada satu Roh Tuhan, tetapi tiga, dan ini bertentangan dengan firman Tuhan. Tuhan tidak pernah menyatakan bahwa Dia adalah Tuhan Trinitas; Yahweh tidak pernah menyatakan hal seperti itu, Tuhan Yesus tidak pernah menyatakan hal seperti itu, dan Roh Kudus tidak pernah menyatakan hal seperti itu. Oleh karena itu, jelaslah bahwa gagasan tentang Tuhan Trinitas adalah pemahaman dan imajinasi manusia, murni dan sederhana. Tuhan Trinitas sama sekali tidak ada.”
Persekutuan Saudari Liu memungkinkan aku untuk benar-benar memahami bahwa Tuhan Trinitas tidak ada. Dinyatakan dengan jelas di dalam Alkitab bahwa Tuhan itu unik, jadi dengan menyatakan bahwa Tuhan adalah Tuhan Trinitas, bukankah kita sedang membagi Roh Tuhan menjadi tiga? Kita telah menyatakan bahwa Tuhan adalah Tuhan Trinitas selama lebih dari seribu tahun, tetapi belum ada yang bisa menjelaskan dengan tepat apa arti sebenarnya dari hal ini. Baru sekarang aku mengerti bahwa ini adalah imajinasi manusia, dan itu tidak sesuai dengan fakta. Kalau bukan karena Tuhan Yang Mahakuasa mengungkap misteri ini, kita tidak akan pernah bisa memahaminya.
Saudari Liu kemudian melanjutkan persekutuannya, dengan mengatakan, “Engkau sekarang telah menghadapi situasi saat ini dan, meskipun di luar sepertinya pendeta dan penatua itu sedang menyebarkan pemahaman mereka dan mengarang desas-desus untuk menghalangimu dari percaya kepada Tuhan, sebenarnya itu adalah sebuah pertempuran yang sedang berkecamuk di dunia roh. Mari kita baca bagian lain dari firman Tuhan, dan kemudian kita akan lebih memahami. Tuhan berfirman: ‘Tuhan bekerja, Tuhan peduli kepada seseorang, memperhatikan seseorang, dan Iblis membuntuti setiap langkah-Nya. Siapa pun yang disukai Tuhan, Iblis juga memperhatikan, mengikuti di belakang. Jika Tuhan menginginkan orang ini, Iblis akan melakukan segala daya untuk menghalangi Tuhan, menggunakan berbagai cara jahat untuk menggoda, mengganggu, dan menggagalkan pekerjaan yang Tuhan lakukan untuk mencapai tujuan tersembunyinya. Apa tujuan Iblis? Iblis tidak ingin Tuhan memiliki siapa pun; Iblis menginginkan semua yang diinginkan Tuhan, merasuki mereka, mengendalikan mereka, menguasai mereka sehingga mereka menyembahnya…. Firman Tuhan memberi tahu kita bahwa Tuhan bekerja untuk menyelamatkan manusia, tetapi Iblis tidak mau membiarkan hal ini terjadi dan ia berharap dengan sia-sia untuk mengendalikan manusia, sehingga Iblis terus-menerus berusaha keras untuk mengganggu dan menghalangi kita untuk mengikuti Tuhan. Untuk mencantumkan beberapa contoh, Iblis menggunakan anggota keluarga kita yang tidak percaya untuk menghalangi kita, Iblis menyebabkan orang-orang menghadapi situasi yang menyusahkan, dan Iblis menggunakan pendeta dan penatua untuk menyebarkan kekeliruan untuk mengganggu kita. Tujuannya dalam melakukan semua ini adalah untuk membuat kita meragukan pekerjaan Tuhan, dan membuat kita mengkhianati-Nya dan kehilangan keselamatan Tuhan pada akhir zaman. Semakin tulus keyakinan seseorang kepada Tuhan, semakin ekstrem pelecehan dan serangan Iblis. Ketika Ayub menjalani pencobaannya, misalnya, ketiga teman dan istrinya semua memainkan peran Iblis dalam menyerang Ayub, tetapi karena Ayub menganggap Tuhan sebagai yang tertinggi di dalam hatinya dan karena dia memiliki iman yang benar kepada Tuhan, pada akhirnya dia mampu berdiri teguh dalam kesaksiannya dan dia memperoleh berkat dari Tuhan. Oleh karena itu, dalam situasi seperti ini, kita harus lebih mempersenjatai diri kita dengan kebenaran dan lebih mengandalkan Tuhan, karena hanya dengan begitu kita dapat mengubah semua pemahaman kita, mengatasi pencobaan Iblis dan berdiri teguh dalam kesaksian kita.”
Melalui persekutuan saudari itu, aku memahami bahwa aku beruntung dapat mengikuti pekerjaan baru Tuhan dan bahwa Tuhanlah yang sedang menyelamatkanku. Namun, Iblis tidak mau membiarkan Tuhan mendapatkan aku, dan dia menggunakan pendetaku untuk datang ke rumahku dan menggangguku, dan untuk menyebarkan pemahaman dan desas-desus untuk membuat rohku menjadi lemah dan negatif. Tujuannya adalah untuk membuatku menjauhi Tuhan dan mengkhianati-Nya—Iblis benar-benar jahat! Aku melihat bahwa kebenaran yang aku pahami terlalu sedikit dan bahwa perawakanku terlalu kecil, dan ini membuatku cenderung dikendalikan oleh kekeliruan dan pemahaman yang disebarkan oleh pendeta dan penatua itu. Maka, pada hari-hari berikutnya, aku meluangkan lebih banyak waktu untuk membaca firman Tuhan, dan ketika aku menghadiri kebaktian dengan para saudariku, aku akan mempersenjatai diri dengan kebenaran. Pada saat yang sama, aku juga memberitakan Injil Tuhan tentang akhir zaman kepada saudara-saudari lainnya dari gerejaku. Namun, siapa yang bisa tahu bahwa pencobaan lain, yang bahkan lebih besar akan menimpaku …?
Oleh Xinxin, Malaysia
Bersambung …

Sumber Artikel dari "Belajar Alkitab"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri yang Diunggulkan