Melalui Penyakit Putraku, Mengandalkan Tuhan dan Menyaksikan Pekerjaan Tuhan
Pada siang hari tanggal 7 Desember, putraku baru saja kembali dari sekolah, dan dari air mukanya aku bisa menebak ada yang tidak beres. Dia mengalami demam, jadi aku berasumsi itu tekanan karena ujiannya baru-baru ini, dan dia akan baik-baik saja setelah minum obat. Pada pukul 6.00 malam, kondisinya semakin memburuk, dan ketika aku menyentuh keningnya, ia bahkan terasa lebih panas daripada siang tadi! Aku bergegas membawanya ke dokter, yang mengatakan bahwa ia akan baik-baik saja setelah minum lebih banyak air dan minum obat. Tetapi dua hari kemudian, kondisi putraku bahkan memburuk. Dia tidak bisa makan, dan terus mengatakan ia lelah dan ingin tidur. Kadang-kadang demamnya surut selama satu jam, tetapi segera tinggi kembali. Wajahnya pucat, tubuhnya panas dan dingin silih berganti. Aku punya firasat bahwa gejalanya mirip dengan demam berdarah, dan kasus serupa terjadi di dekat rumah kami, dengan kasus parah yang menyebabkan kematian, jadi aku sangat gugup. Aku tetap berada di samping putraku sepanjang malam, dan terus-menerus mengompresnya dengan es batu untuk menurunkan suhu tubuhnya.
Pagi berikutnya, putraku sangat lemah. Aku ingin membawanya ke dokter, tetapi dia bersikeras pergi ke sekolah untuk mengikuti ujian. Setelah dia pergi, tiba-tiba aku teringat bahwa kakak laki-lakiku pernah terkena demam berdarah, jadi aku menelepon kakakku memberitahukan kepadanya gejala putraku. Kakakku dengan cemas mengatakan bahwa jika tekanan darahnya turun di bawah 30, tidak ada cara untuk mengobatinya, dan ketika kakakku terserang demam berdarah, ia dirawat di luar negeri. Pada sore hari, putraku kembali, dan wajahnya terlihat lebih buruk. Kakakku membawanya ke klinik untuk menjalani tes darah, di mana akhirnya dia didiagnosis menderita demam berdarah, dan diketahui bahwa tekanan darahnya rendah, sehingga dia harus segera dibawa ke rumah sakit. Meskipun aku agak siap secara psikologis, rasanya masih sulit percaya jika ini benar-benar terjadi.
Aku bergegas pulang, dengan panik mengemasi tas, dan pergi ke rumah sakit. Aku berdiri di luar pintu cukup lama, tidak berani melangkah masuk. Aku teringat anggota keluarga yang meninggal di rumah sakit ini di masa lalu, jadi aku benar-benar tidak punya keberanian. Dalam ketidakberdayaan, tiba-tiba aku teringat akan Tuhan. “Benar,” pikirku, “Aku seorang yang percaya kepada Tuhan, jadi aku harus mengandalkan Tuhan dan berpaling kepada-Nya.” Jadi, dalam hati, aku berdoa kepada Tuhan, “Tuhan, putraku sakit, dan aku tidak tidak tahu harus berbuat apa. Tolong, Tuhan, berilah aku iman dan keberanian untuk menghadapinya.” Setelah berdoa, aku memikirkan firman Tuhan:“Iman adalah seperti jembatan satu kayu gelondong kayu, mereka yang hidup secara tercela akan mengalami kesulitan menyeberanginya, namun mereka yang siap untuk berkorban dapat menyeberanginya tanpa perlu merasa khawatir. Jika manusia memiliki pikiran yang kerdil dan penakut, mereka sedang diperdayai Iblis. Iblis takut jika kita akan menyeberangi jembatan iman untuk masuk ke dalam Tuhan. Iblis merancangkan segala cara yang mungkin untuk merasuki kita dengan pikiran-pikirannya, kita harus senantiasa berdoa agar terang Tuhan akan bercahaya atas kita, dan kita harus senantiasa bergantung pada Tuhan untuk menyucikan kita dari racun Iblis. Kita harus senantiasa melatih roh kita untuk mendekat kepada Tuhan. Kita akan membiarkan Tuhan berkuasa atas seluruh keberadaan kita.” Firman Tuhan membuatku menyadari bahwa kengerian dan ketakutanku adalah gangguan Iblis, tetapi aku percaya bahwa Tuhan itu maha kuasa, bahwa Tuhan berada di sisiku dan selalu siap sedia menolongku, jadi aku harus beriman kepada Tuhan, mengandalkan Dia, dan mengalami banyak hal. Ketika aku memikirkan hal itu, aku bisa menenangkan hatiku, kengerian di hatiku lenyap, dan aku bisa melangkah masuk.
Dokter mengatakan bahwa putraku menderita demam berdarah, dan tekanan darahnya sudah turun menjadi 50. Jika lebih rendah dari itu, keadaan bisa sangat berbahaya. Setelah aku menyelesaikan prosedur rawat inap putraku di rumah sakit, waktu sudah lewat pukul 11.00 malam. Aku duduk di kursi di bangsal rumah sakit menatap langit-langit tanpa daya, dan sebelum menyadarinya, aku kembali memikirkan kerabatku yang telah meninggal. Aku sangat mengkhawatirkan putraku, dan di saat yang sama aku merasa bingung. Aku baru saja menerima pekerjaan Tuhan di akhir zaman, jadi mengapa putraku, yang selalu sehat, tiba-tiba jatuh sakit? Semakin aku berpikir, semakin negatif kurasakan, sampai air mataku mulai mengalir. Aku tidak tahu bagaimana menghadapi apa yang akan terjadi selanjutnya, jadi aku mengirim pesan kepada salah seorang saudari, yang mengirimiku satu bagian dari firman Tuhan: “Tuhan bekerja, Tuhan peduli kepada seseorang, memperhatikan seseorang, dan Iblis membuntuti setiap langkah-Nya. Siapa pun yang disukai Tuhan, Iblis juga memperhatikan, mengikuti di belakang. Jika Tuhan menginginkan orang ini, Iblis akan melakukan segala daya untuk menghalangi Tuhan, menggunakan berbagai cara jahat untuk menggoda, mengganggu, dan menggagalkan pekerjaan yang Tuhan lakukan untuk mencapai tujuan tersembunyinya. Apa tujuan Iblis? Iblis tidak ingin Tuhan memiliki siapa pun; Iblis menginginkan semua yang diinginkan Tuhan, merasuki mereka, mengendalikan mereka, menguasai mereka sehingga mereka menyembahnya, sehingga mereka melakukan tindakan jahat bersamanya. Bukankah ini maksud Iblis yang jahat?”
Kemudian dia menjelaskan dalam persekutuan: “Pekerjaan Tuhan di akhir zaman adalah langkah terakhir dalam rencana pengelolaan-Nya untuk menyelamatkan umat manusia, dan juga merupakan saat ketika pertempuran rohani berlangsung paling sengit. Ketika kita menerima pekerjaan Tuhan dan berbalik kepada Tuhan, itu berarti bahwa kita mengkhianati Iblis dan hidup dalam pemeliharaan dan perlindungan Tuhan. Iblis tidak puas hanya dengan membiarkan kita berbalik kepada Tuhan, jadi ia mencoba mengganggu dan merusak hubungan kita dengan Tuhan. Ia tahu anak-anak adalah darah dan daging kita, jadi ia menggunakan penyakit anak-anak kita untuk mengganggu hubungan kita dengan Tuhan, membuat kita ragu dan mengkhianati Tuhan. Setelah itu, kita kehilangan kesempatan untuk mendapatkan keselamatan Tuhan dan kembali pada kekuasaannya, di mana ia mempermainkan, mengganggu, dan menelan kita. Jadi, kita harus mengerti dengan jelas niat jahat Iblis, dengan tenang datang ke hadapan Tuhan dan menjadi intim dengan-Nya, serta menghindarkan diri kita terjatuh ke dalam siasat Iblis. Selain itu, kita juga harus percaya bahwa kehidupan setiap orang ada di tangan Tuhan, dan tidak peduli seberapa congkak atau jahatnya Iblis, ia tidak akan berani melakukan apa pun kepada kita tanpa izin Tuhan, jadi kita perlu mengandalkan Tuhan, berpaling kepada Tuhan, menggunakan iman kita kepada Tuhan untuk mengalahkan Iblis, serta berdiri teguh dan bersaksi bagi Tuhan!”
Persekutuan dan dorongan saudari ini menenangkan aku. Aku menyadari bahwa penyakit putraku adalah bagian dari peperangan rohani, bahwa Iblis menggunakan penyakit putraku untuk menggangguku dan membuat aku salah mengerti dan menyalahkan Tuhan. Iblis benar-benar kejam dan tercela. Ketika menyadari hal ini, aku tidak lagi merasa pengecut dalam hatiku, dan aku yakin bahwa pemulihan putraku ada di tangan Tuhan. Aku tahu aku harus mengandalkan imanku kepada Tuhan untuk mengatasi gangguan Iblis. Jadi, dengan tenang aku datang ke hadirat Tuhan dan berdoa memohon iman dan bimbingan kepada Tuhan tatkala aku mengalami keadaan ini.
Dua hari kemudian, dokter mengatakan tekanan darah putraku masih sangat rendah, dan putraku harus tetap opname di rumah sakit untuk menjalani perawatan. Putraku sangat cemas ketika mendengar ini, dan bersikeras bahwa dia harus kembali ke sekolah untuk mengikuti ujian lainnya. Aku tahu ujian ini sangat penting bagi putraku, tetapi aku takut dia akan kembali berada dalam bahaya jika meninggalkan rumah sakit, jadi aku tidak tahu harus berbuat apa. Malam itu, seorang saudari mengirim pesan kepadaku menanyakan keadaan dan kondisi putraku, dan aku mengatakan kepadanya apa yang terjadi pada hari itu, sesudahnya dia mengirimiku bagian firman Tuhan ini, “Dari segala sesuatu yang ada di alam semesta, tidak ada satu pun yang mengenainya Aku tidak mengambil keputusan yang terakhir. Apakah ada sesuatu, yang tidak berada di tangan-Ku? Semua yang Aku katakan terjadi …” Firman Tuhan memiliki otoritas dan menenangkan hatiku yang gelisah. Meskipun aku tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, aku percaya apakah putraku akan sembuh atau dapat mengikuti ujiannya, itu tidak tergantung pada siapa pun, tetapi ada di tangan Tuhan. Begitu aku memahami hal ini, aku merasakan kelegaan yang luar biasa. Sore berikutnya, dokter dengan gembira mengumumkan bahwa tekanan darah putraku telah naik, dan akhirnya dia bisa meninggalkan rumah sakit! Dia hanya perlu kembali untuk pemeriksaan rutin. Aku sangat senang mendengar berita ini, sebab aku mengerti bahwa untuk menyaksikan pekerjaan Tuhan aku hanya perlu berdoa, mengandalkan Tuhan, dan percaya bahwa otoritas Tuhan mengatur segala hal. Selain itu, aku juga melihat berkat Tuhan, karena ketika aku sedang melakukan prosedur pemulangan putraku, aku mendapati perawatannya bahkan tidak membuatku kehilangan sepeser pun! Beberapa bulan sebelumnya, putriku telah mengajukan kartu tunjangan pemerintah, dan pada saat itu dana tunjangan belum ditetapkan. Tetapi ketika putraku keluar dari rumah sakit, dokter memberitahukan kepadaku bahwa dana itu sudah ada, dan yang harus kulakukan adalah menggunakan kartu itu. Dalam hal ini, aku melihat bahwa Tuhan berkuasa dan memimpin semua hal dan segala sesuatu, dan bahwa kasih Tuhan nyata bagiku!
Melalui Penyakit Putriku, Terlihat Niatku Sendiri yang Keliru dalam Memercayai Tuhan
Tanpa diduga, suatu malam dua minggu kemudian, putriku juga sakit demam berdarah! Ketika aku membawanya ke rumah sakit, dokter mengatakan kondisi putriku sangat buruk, jantungnya lemah, dan situasinya berbahaya. Perkataan dokter membuatku takut. Dokter menuliskan resep obat untuk mengobati gejala-gejala putriku, tetapi rumah sakit tidak memiliki obat itu. Jadi aku, kakakku, dan teman-teman putriku mulai mencari tempat untuk membeli obat itu. Dalam perjalanan, aku memikirkan situasi ketika putraku sakit, dan aku tahu bahwa tidak ada yang bisa kulakukan, jadi aku berdoa tanpa henti: “Tuhan, Engkau menganugerahkan putriku kepadaku, dan sekarang ia dalam bahaya. Aku tidak tahu apakah kami akan dapat membeli obat atau bagaimana menghadapi apa yang akan terjadi selanjutnya, jadi aku memohon bimbingan-Mu dalam menemukan jalan penerapan!” Aku pergi ke beberapa rumah sakit, tetapi tetap tidak dapat membeli obat, maka sekali lagi aku berdoa kepada Tuhan, menyerahkan masalah ini kepada Tuhan, dan memohon Tuhan untuk mengaturnya. Setelah itu, ketika dokter memeriksa putriku, dia mendapati kakinya tidak sedingin sebelumnya dan sepertinya putriku mulai pulih. Mendengar kata-kata dokter itu sangat menenangkan bagiku.
Larut malam, setelah semua orang tertidur, ketika aku berdiri di dekat jendela memandangi cahaya hangat lampu jalan, hatiku tiba-tiba dikuasai kepedihan ketika aku menyadari bahwa setelah aku menerima pekerjaan Tuhan di akhir zaman, kedua anakku menderita sakit sehingga mereka perlu dirawat di rumah sakit. Aku tidak mengerti mengapa Tuhan membiarkan keadaan seperti ini menimpaku. Saat itu, hatiku terasa begitu hancur dan sengsara, dan aku mulai menyalahkan Tuhan. Aku tahu keadaanku tidak benar, jadi aku mengirim pesan kepada saudari di gereja memberitahukan kepadanya tentang pikiranku.
Saudari itu mengirimiku satu bagian firman Tuhan: “Berapa banyak orang yang percaya kepada-Ku hanya supaya Aku berkenan menyembuhkan mereka? Berapa banyak orang yang percaya kepada-Ku hanya supaya Aku berkenan memakai kuasa-Ku untuk mengusir roh-roh jahat dari tubuh mereka? Lalu, berapa banyak orang yang percaya kepada-Ku hanya supaya dapat menerima damai dan sukacita dari-Ku? Berapa banyak orang yang percaya kepada-Ku hanya untuk menuntut lebih banyak harta kekayaan dari-Ku, dan berapa banyakkah orang yang percaya kepada-Ku hanya untuk menjalani hidup ini dengan tenteram dan agar aman dan selamat di dunia yang akan datang? Berapa banyak orang yang percaya kepada-Ku hanya untuk menghindari siksaan neraka dan untuk menerima berkat-berkat dari surga? Berapa banyak orang yang percaya kepada-Ku hanya demi kenyamanan sementara tanpa berusaha memperoleh apa pun dari dunia yang akan datang? Saat Aku menjatuhkan murka-Ku ke atas manusia dan merampas semua sukacita dan damai yang pada mulanya manusia miliki, manusia pun menjadi bimbang. Saat Aku memberikan siksaan neraka kepada manusia dan menarik kembali berkat-berkat dari surga, rasa malu manusia pun berubah menjadi amarah. Saat manusia meminta-Ku untuk menyembuhkannya, tetapi Aku tidak mengabulkannya dan merasa jijik terhadapnya, manusia pun menjauh dari-Ku dan mencari kesembuhan dari dukun dan sihir. Saat Aku mengambil semua yang sudah dituntut manusia dari-Ku, mereka semua lalu menghilang tanpa jejak. Maka dari itu, Aku berkata bahwa manusia beriman kepada-Ku karena Aku memberi terlalu banyak kasih karunia, dan terlalu banyak yang bisa didapatkan.”
Di telepon, saudari itu berkata: “Tuhan adalah Pencipta, kita adalah makhluk ciptaan, dan kita menikmati semua yang Tuhan sediakan, jadi kita harus menyembah dan menaati Tuhan. Ketika kita dikendalikan oleh keinginan kita untuk mendapatkan berkat, kita berpikir bahwa karena kita percaya kepada Tuhan, Dia memiliki tugas untuk mengawasi dan melindungi kita dan segala yang kita miliki, menjaga keluarga kita tetap aman dari penyakit dan bencana. Saat salah satu anggota keluarga kita sakit, sungut-sungut terhadap Tuhan muncul dalam hati kita, dan kita bahkan mulai meragukan Tuhan. Meskipun engkau melihat bahwa Tuhan membimbing segala sesuatu selama perawatan penyakit putramu dan engkau melihat kasih Tuhan, engkau tidak beriman kepada Tuhan karena engkau melihat otoritas dan kasih Tuhan, engkau memutuskan untuk menaati Tuhan karena Dia menyembuhkan putramu. Sekarang setelah putrimu sakit, iman kecil yang engkau miliki hilang tanpa jejak, dan engkau mulai meragukan keselamatan Tuhan. Iblis melihat bahwa engkau percaya kepada Tuhan karena hasratmu untuk mendapatkan berkat, sehingga ia menggunakan penyakit anak-anakmu untuk mengganggumu, membuatmu meragukan Tuhan, kemudian membuatmu menyangkal dan mengkhianati Tuhan, dan akhirnya membawamu kembali di bawah kekuasaannya. Inilah niat jahat si Iblis. Tetapi hikmat Tuhan dibangun di atas siasat Iblis. Tuhan telah mengizinkan semua keadaan ini menimpamu pertama-tama untuk memperkenankan engkau melihat natur jahat Iblis yang menyerang dan mengganggu manusia, tetapi juga menggunakan gangguannya tersebut untuk mengungkapkan pandanganmu yang keliru tentang Tuhan. Kita sudah berada pada tahap akhir dari pekerjaan Tuhan untuk menyelamatkan umat manusia, dan Tuhan ingin mendapatkan sekelompok orang yang takut dan taat kepada Tuhan. Jadi jika kita percaya kepada Tuhan hanya demi mengejar kasih karunia dan berkat, pada akhirnya keyakinan kita akan sia-sia belaka.”
Setelah membaca firman Tuhan dan mendengar persekutuan saudari ini, aku menyalahkan diriku sendiri, sebab Tuhan telah mengiringku sepanjang seluruh perjalananku, menggunakan firman-Nya untuk membimbingku, berkali-kali Tuhan telah membuka jalan bagiku, dan kasih Tuhan sangat tulus, tetapi aku hanya peduli pada keluarga dan minatku sendiri, serta doa-doaku penuh dengan pencarian dan tuntutan. Apabila Tuhan tidak memenuhi tuntutanku, aku hidup dalam sikap negatif dan membenci Tuhan. Jika semua keadaan ini tidak menimpaku, aku tidak akan pernah melihat pandanganku yang keliru tentang kepercayaanku kepada Tuhan, aku akan meneruskan niatku untuk mendapatkan berkat, dan akhirnya aku akan disingkirkan. Ketika aku menyadari hal-hal ini, hatiku dipenuhi dengan rasa syukur kepada Tuhan, karena kasih Tuhan kepadaku sungguh luar biasa.
Memahami Kehendak Tuhan, Mematuhi Pengaturan dan Ketetapan Tuhan
Setelah itu, saudari ini memutar sebuah nyanyian pujian untukku yang berjudul Tunduklah pada Semua Pengaturan Tuhan. Setelah mendengarnya, aku sangat tersentuh dan hanya bisa berdoa kepada Tuhan, “Tuhan, Engkau telah menganugerahkan segalanya padaku, Engkau telah membawaku ke hadapan-Mu, dan hari ini Engkau mengatur keadaan ini untuk menyucikan dan mengubahku. Kasihmu bagiku memang luar biasa. Aku bersedia memercayakan anakku kepada-Mu dan tunduk pada pengaturan dan ketetapan-Mu!”
Pada hari-hari berikutnya, tekanan darah putriku tetap rendah, dan meskipun aku gugup, aku berdoa kepada Tuhan dalam hatiku, bersedia tunduk pada pengaturan dan ketetapan Tuhan, dan apa pun yang terjadi tidak akan menyalahkan Tuhan. Suatu sore, dokter memanggilku ke kantornya. Ketika aku menemuinya, dengan gembira dia berkata kepadaku, “Hasil tes sangat bagus. Jantung putrimu stabil dan kakinya tidak lagi menunjukkan gejala dingin. Aku terkejut tekanan darahnya naik ke level normal begitu cepat. Dia bisa meninggalkan rumah sakit!” Kata-kata dokter itu membuat tangis sukacita mengalir dari mataku, dan aku hanya bisa mengucap syukur kepada Tuhan dalam hatiku!
Setelah mengalami hal-hal ini, meskipun aku menjalani pemurnian yang menyakitkan, aku merasa bahwa hubunganku dengan Tuhan lebih dekat dari sebelumnya, sehingga aku memiliki iman yang lebih besar kepada Tuhan. Pencobaan dan gangguan Iblis menunjukkan padaku esensi Iblis yang mengganggu dan menindas manusia. Dengan menghadapi pencobaan dan gangguan Iblis, aku dapat mengandalkan dan berpaling kepada Tuhan, melihat bagaimana firman Tuhan membimbingku langkah demi langkah, dan memungkinkan aku berhasil lolos dari kepungan Iblis. Aku melihat otoritas dan ketulusan Tuhan, bahwa Tuhan benar-benar dapat diandalkan, dan pada saat yang sama, aku memahami gagasanku sendiri yang keliru tentang kepercayaan kepada Tuhan. Aku benar-benar mendapatkan banyak hal!
Di kemudian hari, ketika banyak hal yang tidak sesuai dengan kehendakku terjadi padaku, aku akan belajar berpaling kepada Tuhan, menyerahkan banyak perkara kepada-Nya, dan berpaling kepada-Nya, memetik pelajaran yang harus kupelajari, dan tidak lagi salah paham atau menyalahkan Tuhan, sebab aku percaya maksud Tuhan selalu baik. Syukur kepada Tuhan!
Sumber Artikel dari “Belajar Alkitab”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar