10/04/2019

Jalan hidup kekal tidak ada dalam Alkitab

Belajar Alkitab, iman kepada Tuhan, kehidupan kekal,

Oleh Weixiang, Tiongkok
Pada suatu malam, Saudara Gao bergegas sembari mencengkeram Alkitab dan buru-buru ke rumah Saudara Gui …
Sesampainya dia di sana, mereka berdua duduk di atas sofa.
Saudara Gao membuka Alkitab dan berkata: “Saudara Gui, aku menemukan masalah dalam membaca Alkitab dan tidak tahu bagaimana menyelesaikannya. Aku rasa masalah ini penting bagi kita untuk memperoleh kehidupan kekal melalui iman kita kepada Tuhan. Jadi, aku bergegas mencari jawabannya denganmu.”
Saudara Gui tersenyum dan berkata: “Oke. Ceritakan semuanya kepadaku.”
Saudara Gao kemudian berkata: “Kita semua tahu bahwa Alkitab adalah kanon agama Kristen dan bahwa semua orang Kristen harus membacanya. Baik kita menghadiri kebaktian, melakukan renungan rohani, memberitakan Injil, ataupun menyampaikan khotbah, kita harus selalu berpegang pada Alkitab. Oleh karena itu, kita bisa mengatakan bahwa Alkitab adalah bagian dari kehidupan kita yang tidak dapat kita tinggalkan. Pekerjaan Tuhan sebelumnya serta kesaksian dari banyak orang tercatat di dalam Alkitab. Kita sangat percaya bahwa Alkitab mengandung kehidupan di dalamnya, dan selama kita tekun membaca Alkitab maka kita bisa memperoleh kehidupan kekal. Namun, ketika mempelajari Alkitab malam ini, aku melihat bahwa Tuhan Yesus berkata: ‘Selidikilah kitab-kitab suci; karena engkau berpikir di dalamnya ada kehidupan kekal itu: padahal kitab-kitab suci itu memberikan kesaksian tentang Aku. Dan engkau tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh kehidupan‘ (Yohanes 5: 39–40). Ini benar-benar membingungkanku, karena mengetahui Alkitab berisi firman Tuhan dan kesaksian manusia, maka dengan membaca Alkitab kita akan bisa memperoleh kehidupan kekal. Lalu, mengapa kemudian Tuhan Yesus mengatakan bahwa kehidupan kekal tidak ada di dalam Alkitab? Bagaimana kita memahami firman ini? Aku benar-benar tidak memahaminya dengan jelas, jadi aku bertanya-tanya bagaimana pemahamanmu tentang hal ini.”
Saudara Gui berkata: “Saudara Gao, masalah yang kamu ajukan ini memang penting! Belum lama ini aku dan beberapa rekan kerjaku juga kebingungan dengan masalah ini. Setelah itu, saat kami pergi untuk menghadiri sebuah kebaktian di luar kota, kami mencari jawabannya bersama beberapa saudara-saudari sampai akhirnya memahami masalah ini.”
Saudara Gao berkata dengan gembira: “Benarkah? Syukur pada Tuhan! Cepat dan bersekutulah denganku tentang hal itu!”
Saudara Gui berkata: “Baik! Sebenarnya, jika kita ingin memahami masalah ini, pertama-tama kita harus memahami cerita di balik pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan Tuhan pada Zaman Hukum Taurat dan Zaman Kasih Karunia yang tercatat dalam Alkitab, serta hasil yang dicapai oleh pekerjaan-pekerjaan ini, kemudian kita akan memahami mengapa Tuhan Yesus mengatakan hal seperti itu. Pertama-tama, pada Zaman Hukum Taurat yang tercatat dalam Perjanjian Lama, firman yang Tuhan Yahweh sampaikan terutama untuk menyatakan hukum dan perintah-Nya dan menuntun bangsa Israel dalam kehidupan mereka di bumi. Hasil yang Dia capai adalah bahwa Dia mengajarkan manusia cara untuk hidup normal, untuk mengetahui bagaimana mempersembahkan korban dan memuji Tuhan, dan untuk mengetahui apa itu dosa, dan lain-lain. Namun, ini hanyalah kebenaran sederhana dan hampir tidak memungkinkan orang untuk mendapatkan kehidupan, apalagi memperoleh kehidupan kekal. Perjanjian Baru mencatatkan firman dan pekerjaan Tuhan Yesus, terutama pekerjaan-Nya dalam menebus umat manusia, memberi manusia jalan pertobatan, memberi tahu manusia bahwa kerajaan surga sudah dekat, dan bahwa setiap orang harus bertobat. Hasil yang Dia capai adalah bahwa Dia memungkinkan orang-orang untuk mengaku dosa dan bertobat, dengan demikian dosa-dosa mereka diampuni, dan orang-orang menjadi mampu melakukan beberapa perbuatan baik secara lahiriah, seperti tidak mencuri atau merampok, tidak bertengkar dengan orang lain atau secara verbal melecehkan orang lain, dan tidak minum alkohol. Beberapa orang bahkan dapat bekerja dengan semangat yang besar, mengorbankan diri mereka untuk Tuhan dan menyerahkan segalanya untuk mengikuti Tuhan dan memberitakan Injil-Nya, dan lain-lain.

“Oleh karena itu, dengan membaca Alkitab, kita akan mengetahui bahwa segala sesuatu di langit dan di bumi diciptakan oleh Tuhan, bahwa Tuhan menyatakan hukum dan perintah-Nya pada Zaman Hukum Taurat, umat manusia menjadi tahu bagaimana hidup di bumi sesuai dengan ketentuan Tuhan, dan kita melihat bahwa watak Tuhan jelas dan nyata, dan bahwa Tuhan dapat mengutuk dan menghukum orang-orang serta menunjukkan belas kasih kepada kita. Kita juga mengetahui bahwa kita harus mengaku dosa dan bertobat dari dosa kita kepada Tuhan, bahwa kita harus mengampuni orang lain, mengasihi musuh kita, dan menjadi garam dan terang. Kita harus memikul salib kita dan menyebarkan Injil dan melihat bahwa Tuhan Yesus mengasihi sesama-Nya sebagai diri-Nya dan bahwa Dia menganugerahkan belas kasih dan kasih sayang yang tak berkesudahan kepada manusia, dan melihat bahwa hanya dengan menerima keselamatan Tuhan, kita dapat menikmati kasih karunia dan berkat Tuhan yang berlimpah. Oleh karena itu, semua firman dan pekerjaan Tuhan dari Zaman Hukum Taurat dan Zaman Kasih Karunia yang tercatat dalam Alkitab didasarkan pada tingkat kerusakan umat manusia dan pada kebutuhan kita pada waktu itu. Firman Tuhan Yahweh pada Zaman Hukum Taurat disampaikan untuk memungkinkan kita menjalani kehidupan normal di bumi, dan firman yang diucapkan oleh Tuhan Yesus pada Zaman Kasih Karunia hanya dapat disebut sebagai jalan yang memungkinkan manusia untuk bertobat, dan bukan jalan kehidupan kekal.
“Jadi, apa sebenarnya jalan kehidupan kekal itu? Jalan kehidupan kekal adalah jalan yang memungkinkan kita untuk tidak lagi tunduk pada belenggu dan batasan dosa, yang dapat memungkinkan watak hidup kita berubah dan itu merupakan jalan kebenaran yang memungkinkan kita untuk hidup selamanya. Lebih khusus lagi, jalan itu dapat menyelamatkan kita dari dosa, memungkinkan kita untuk mendapatkan kebenaran sebagai kehidupan kita dan dengan sepenuhnya membuang pengaruh Iblis, memungkinkan kita untuk benar-benar mengenal Tuhan, menaati Tuhan, dan menyembah Tuhan, serta tidak lagi melakukan dosa dan melawan atau mengkhianati Tuhan—hanya dengan mencapai hasil-hasil ini kita dapat menemukan jalan kehidupan kekal. Namun, ketika kita merenungi diri kita sendiri, kita melihat bahwa, meskipun kita mungkin fasih dalam Alkitab dan kita mungkin melakukan beberapa perbuatan baik secara lahiriah, sifat berdosa kita tetap berakar kuat dalam diri kita dan kita masih mampu melakukan dosa tanpa sadar. Contoh, kita masih mampu menjadi sombong dan angkuh dan kita tidak mampu bergaul secara damai dengan kerabat, teman, dan saudara-saudari kita di gereja, sedemikian rupa sehingga kita memandang rendah, meremehkan, mengecualikan, dan menghakimi orang lain. Ketika kita menghadapi masalah yang berhubungan dengan uang atau yang menyinggung kepentingan pribadi kita sendiri, kita mampu berencana buruk terhadap satu sama lain dan terlibat dalam penipuan. Saat kita melayani Tuhan, kita mampu memberikan kesaksian kepada diri kita sendiri dan meninggikan diri kita sendiri untuk membuat orang lain memandang dan mengidolakan kita. Ketika kita mencapai suatu status, kita mampu menjebak dan mengendalikan orang lain, memecah menjadi kelompok-kelompok di gereja, dan membangun wilayah kekuasaan mandiri kita sendiri. Ketika bencana terjadi, baik karena ulah manusia atau alami, kita sering kali menyalahkan Tuhan dan salah paham terhadap-Nya, sedemikian rupa sampai kita bahkan mengkhianati-Nya. Ini sekadar beberapa contoh. Oleh karena itu, jelaslah bahwa pekerjaan yang dilakukan Tuhan pada Zaman Hukum Taurat dan Zaman Kasih Karunia mencapai hasil yang memungkinkan orang-orang untuk sadar akan dosa-dosa mereka dan bahwa mereka dapat bertobat dan mengakui dosa-dosa mereka, tetapi pekerjaan menyucikan dan mengubah watak hidup kita belumlah dilakukan. Tuhan Yesus berkata: ‘Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, siapa saja yang melakukan dosa adalah hamba dosa. Dan hamba tidak tinggal di rumah selamanya: tetapi Anak tetap tinggal selama-selamanya‘ (Yohanes 8:34–35). ‘Karena itu jadilah kudus, sebab Aku ini kudus‘ (Imamat 11:45). Bahwa sekarang kita sanggup melakukan dosa berulang-ulang dan watak rusak kita belum disucikan membuat kita serupa dengan budak-budak dosa; kita belum menemukan jalan kehidupan kekal dan tidak layak untuk bertemu dengan Tuhan.”
Setelah mendengarkan persekutuan dari Saudara Gui, Saudara Gao berkata dengan penuh pertimbangan: “Saudara Gui, kamu benar-benar melakukan persekutuan dengan sungguh-sungguh. Pekerjaan yang dilakukan Tuhan Yahweh pada Zaman Hukum Taurat adalah menyatakan hukum dan perintah, menuntun kehidupan manusia dan mengajari mereka cara menyembah Tuhan. Pada Zaman Kasih Karunia, Tuhan Yesus menebus kita dan memberi kita jalan pertobatan. Setelah kita memiliki iman kepada Tuhan, meskipun dosa-dosa kita diampuni, sifat dosa kita tetap berakar kuat dan kita masih mampu berbuat dosa tanpa sengaja, kehilangan kesabaran, berdusta dari waktu ke waktu, dan memberontak melawan Tuhan—kita masih belum disucikan. Saudara Gui, itulah yang terjadi, jika kita hanya menerima pekerjaan pada Zaman Hukum Taurat dan Zaman Kasih Karunia, apakah itu kemudian berarti kita tidak dapat membuang dosa dan tidak bisa memperoleh kehidupan kekal? Apakah pemahamanku ini sudah benar?”
Saudara Gui berkata: “Kamu benar sekali.”
Saudara Gao melanjutkan. “Kalau begitu, mengingat kita tidak bisa memperoleh kehidupan kekal dengan membaca Alkitab, bagaimana kita bisa memperoleh kehidupan kekal?”
Saudara Gui melepas kacamatanya dan menyekanya. Setelah sejenak berpikir mendalam, dia berkata: “Melalui persekutuan dengan semua orang dalam kebaktian yang aku hadiri, akhirnya aku memahami bahwa umat manusia hanya tunduk pada kematian karena kita telah menyimpang dari Tuhan, karena kita tidak menganggap firman Tuhan sebagai kehidupan kita, dan karena kita hidup dalam dosa. Asalkan kita dapat menyelesaikan masalah dosa ini dan membiarkan kebenaran menjadi kehidupan kita, maka Tuhan akan memberkati kita sehingga kita tidak pernah mati, dan Dia akan memberkati kita dengan kehidupan kekal. Oleh karena itu, orang-orang yang menemukan jalan kehidupan kekal tidak lagi dikendalikan oleh watak rusak iblis yang berupa kesombongan, tipu muslihat, keegoisan, dan kejahatan. Lalu, setelah menerima kebenaran sebagai kehidupan, mereka tidak pernah lagi berbuat dosa dan melawan Tuhan, dan mereka menjadi sesuai dengan Kristus. Hanya Tuhan yang memiliki jalan kehidupan kekal dan hanya Tuhan yang dapat menganugerahkannya kepada kita. Jadi, kapan tepatnya Tuhan akan menganugerahkan jalan kehidupan kekal kepada kita? Kita semua sepakat bahwa itu akan terjadi pada akhir zaman, dan Alkitab mendukung kepercayaan ini, seperti yang telah dinubuatkan Tuhan Yesus: ‘Ada banyak hal lain yang bisa Kukatakan kepadamu, tetapi engkau tidak bisa menerima semuanya itu saat ini. Namun, ketika Dia, Roh Kebenaran itu, datang, Dia akan menuntun engkau sekalian ke dalam seluruh kebenaran: karena Dia tidak akan berbicara tentang diri-Nya sendiri; tetapi Dia akan menyampaikan segala sesuatu yang telah didengar-Nya: dan Dia akan menunjukkan hal-hal yang akan datang kepadamu‘ (Yohanes 16:12–13). Ibrani 9:28 menyatakan: ‘Jadi Kristus satu kali dikorbankan untuk menanggung dosa banyak orang; dan kepada mereka yang mencari-Nya, Dia akan menampakkan diri kedua kalinya tanpa dosa untuk keselamatan’ Juga dinubuatkan tujuh kali dalam Wahyu pasal 2 dan 3: ‘Barang siapa memiliki telinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang diucapkan Roh kepada gereja-gereja.‘ Juga dikatakan bahwa buah dari pohon kehidupan yang ada di surga Tuhan dan manna yang tersembunyi akan diberikan kepada manusia. Oleh karena itu, dapat dilihat bahwa ketika Tuhan datang kembali pada akhir zaman, Dia akan melampaui Alkitab dan mengungkapkan semua kebenaran yang akan memungkinkan kita untuk memperoleh kehidupan kekal. Ketika kita menerima kebenaran yang diungkapkan oleh Kristus pada akhir zaman, ketika watak hidup kita telah berubah, ketika dosa-dosa kita dibersihkan dan kita mengambil kebenaran sebagai kehidupan kita, maka kita akan memperoleh jalan kehidupan kekal, dan baru pada saat itulah kita akan dapat memenuhi syarat untuk diangkat ke dalam kerajaan surga.”
Saudara Gui minum seteguk teh dan melanjutkan, dengan berkata: “Aku melihat sebagian firman Tuhan di sebuah situs web injil yang menyatakan: ‘Kristus akhir zaman membawa kehidupan, dan membawa jalan kebenaran yang abadi dan tidak berkesudahan. Kebenaran ini adalah jalan yang memungkinkan manusia memperoleh kehidupan, dan satu-satunya jalan untuk manusia mengenal Tuhan dan menjadi berkenan di hadapan Tuhan. Apabila engkau tidak mencari jalan kehidupan yang disediakan Kristus akhir zaman, engkau tidak akan pernah berkenan di hadapan Yesus, dan tidak akan pernah memenuhi syarat untuk memasuki gerbang kerajaan surga, karena engkau adalah boneka dan tawanan sejarah. Mereka yang dikendalikan oleh peraturan-peraturan, oleh huruf-huruf tertulis, dan terbelenggu oleh sejarah tidak akan bisa memperoleh kehidupan, dan tidak akan pernah mendapatkan jalan hidup yang kekal‘ (‘Hanya Kristus Akhir Zaman yang Bisa Memberi Manusia Jalan Hidup yang Kekal’). Jalan kehidupan kekal berasal dari Kristus pada akhir zaman dan bukan dari Alkitab. Alkitab hanya mencatat dua tahap pekerjaan Tuhan sebelumnya dan itu hanyalah sebuah kesaksian kepada Tuhan; itu tidak mewakili otoritas Tuhan, kuasa Tuhan, dan kehidupan abadi Tuhan. Hanya Kristus yang merupakan Tuhan dalam Alkitab dan sumber dari semua kehidupan. Sebagaimana firman Tuhan Yesus: ‘Selidikilah kitab-kitab suci; karena engkau berpikir di dalamnya ada kehidupan kekal itu: padahal kitab-kitab suci itu memberikan kesaksian tentang Aku. Dan engkau tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh kehidupan‘ (John 5: 39–40). Jika kita hanya berpegang teguh pada Alkitab dan tidak mencari tahu atau menyelidiki pekerjaan Tuhan yang datang kembali, maka kita tidak akan pernah bisa menyambut penampakan Tuhan dan akan mustahil bagi kita untuk memperoleh kehidupan kekal. Memahami hal-hal ini sangat penting untuk memperoleh kehidupan kekal dan memasuki surga melalui iman kita kepada Tuhan.”
Wajah Saudara Gao bersinar penuh sukacita dan dia berkata dengan gembira: “Syukur pada Tuhan atas pencerahan dan bimbingan-Nya! Akhirnya aku memahami bahwa Alkitab hanyalah kesaksian kepada Tuhan dan tidak mengandung kehidupan kekal. Hanya Kristus pada akhir zaman yang memiliki jalan kehidupan kekal, dan baru setelah kita memperoleh kebenaran yang diungkapkan oleh Kristus pada akhir zaman dan watak rusak kita sudah disucikan, kita bisa memperoleh kehidupan kekal dan memasuki kerajaan surga. Benar begitu, bukan, Saudara Gui?”
Dan Saudara Gui berkata: “Benar! Kita harus menerima pekerjaan Kristus pada akhir zaman, dan baru pada saat itulah kita akan mendapat kesempatan untuk memperoleh jalan kehidupan kekal. Syukur pada Tuhan!”
Saudara Gao berkata: “Syukur pada Tuhan!”

Rekomendasi:
Renungan Harian - Pencerahan baru dari Wahyu: Nama kembalinya Tuhan Yesus akan berubah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri yang Diunggulkan